084. Alone Together

1.2K 261 115
                                    

˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙
English Translator : Lianyin
Indonesian Translator : shenyue_gongzu
.
.
.

Tangan Jing Lin tidak bisa dikatakan "lembut tanpa tulang". Dia telah menggunakan dan mengayunkan pedang selama bertahun-tahun, jadi ketika dia menggenggamnya, itu hanya akan membuat seseorang menganggapnya ramping dan panjang, cantik dan kuat. Tapi saat ini, telapak tangannya menangkup bagian sensitif Cang Ji. Tidak sekalipun dia mengerahkan kekuatan, tapi gerakan pijatan lembutnya masih mengirimkan semburan arus panas ke dalam tubuh Cang Ji. Dalam sekejap, sedikit ketidaknyamanan Cang Ji telah lenyap, bersama dengan kepura-puraannya menjadi sakit dan lemah. Semua pijatan Jing Lin telah mengubah hatinya menjadi kepulan awan.

Jing Lin merasakan bagian di bawah telapak tangannya perlahan-lahan mengeras; dia bahkan bisa merasakan kekokohan itu melalui kain. Karena itu, dia berkata kepada Cang Ji, "Jangan gugup. Aku akan mentransfer energi spiritual untuk melarutkan aura jahat."

Cang Ji meraih tangan nakal Jing Lin dan menariknya ke dadanya. Dia berkata, "Aku makan terlalu banyak tadi malam, lalu kabur dengan tergesa-gesa. Jadi memang sulit untuk mencerna saat ini, dan dengan semua makanan terkumpul didalam perutku, itu terasa tidak nyaman. Tapi…" Apel adam Cang Ji berdenyut-denyut. "... mungkin kau harus berhenti menggosok."

Jing Lin entah bagaimana merasa aneh juga, jadi dia menarik tangannya dan berkata, "Aku tidak pandai dalam hal ini."

Cang Ji dengan tidak antusias menyuarakan pengakuan, tapi bukan itu yang dia pikirkan jauh di lubuk hatinya. Ketika Jing Lin memijatnya, jantungnya berdebar kencang. Namun, ketika Jing Lin menarik kembali tangannya, dia merasa kesal. Jadi dia mengambil tangan Jing Lin begitu saja dan menekannya ke dadanya (cangji). Dia berkata dengan benar, "Kau dan aku adalah saudara. Mengapa begitu menjaga jarak? Tempat ini tidak normal. Jika kita tidak berhati-hati, kita akan dilenyapkan. Jadi, kau dan aku harus tetap bersama setiap saat."

Karena itu, Jing Lin berkata, "Kalau begitu, aku akan menggendongmu di punggungku. Dengan begitu, kita tidak akan kehilangan satu sama lain semudah itu."

Cang Ji meregangkan kakinya dan berkata, "Bahkan jika kau menggendongku di punggungmu, sebagian dari tubuhku masih akan terseret ke tanah. Sebelum kita menemukan jalan keluar, kita pasti sudah mati duluan karena kelelahan. Jangan khawatir dan pegang tanganku. Karena kau berkata aku kuat, maka aku tidak akan mati. Selain itu, aku membawa manik-manik doa ini. Tidak masalah bagiku untuk tetap bertahan sementara waktu."

Jing Lin mengangguk setelah mendengarkannya. Saat itulah Cang Ji punya waktu untuk mengamatinya. Perjalanan ke alam kesempurnaan seperti berjalan-jalan di sepanjang perbatasan Dunia Bawah. Namun, sepertinya tidak ada perubahan apa pun pada Jing Lin. Penampilannya masih sama dengan penampilan lamanya, dan raut mukanya masih sama dengan raut muka lamanya. Tetapi ketika Cang Ji mencuri pandang ke lautan spiritualnya dan menyaksikan pertumbuhannya, yang bisa dia rasakan saat itu adalah betapa setiap bagian dari Jing Lin membuatnya sangat mengaguminya.

Dengan Cang Ji yang menatapnya seperti seorang "ayah yang penuh kasih", Jing Lin berkata dengan penuh tanya, "Apa penampilanku berubah?"

"Tidak."

"Apa aku tumbuh lebih tinggi?"

"Tidak juga."

"… Lalu kenapa kau terus menatapku?" Jing Lin bertanya, bingung.

Cang Ji menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Kau sangat cantik, namun kau tetap tidak membiarkan orang lain memandangmu?"

Jing Lin tertangkap basah karena dia tidak mengira Cang Ji akan mengatakan ini. Dia dengan cepat mengangkat lengannya untuk menutupi wajahnya, hanya menyisakan sepasang mata yang menatap Cang Ji.

[END] Nan Chan (南禅) | Bahasa IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang