004. Opportunity

3.3K 593 129
                                    

˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙
Author : T97
English Translator : Lianyin
Indonesian Translator : shenyue_gongzu
.
.
.

Ikan mas brokat tidak tahu bagaimana cara memakai pakaian, jadi dia membungkus dirinya dengan pakaian Jing Lin. Sebagian kelimannya diseret ke lantai saat dia berlari tanpa alas kaki di sepanjang teras. Lonceng tembaga di bawah atap bergoyang tertiup angin. Di setiap bunyi lonceng, ikan mas brokat —dengan rambut acak-acakan— meluncur dan melompat-lompat.

Sosok batu kecil mengejarnya dan mengambil ujung pakaian yang terseret di lantai. Ikan mas brokat berlari ke ujung teras. Ada sebuah kolam kecil dengan pohon ginkgo berumur seratus tahun ditanam di sampingnya. Dia berjongkok dan menangkupkan air dengan tangannya. Itu sangat membekukan, dia menggigil karena kedinginan.

"Menjadi manusia, rasanya seperti ini.” Ikan mas brokat itu bergumam pada dirinya sendiri. Setelah satu malam, dia bisa berbicara lebih lancar.

Sosok batu kecil itu menendang pantatnya. Ikan mas brokat tertangkap basah dan jatuh ke posisi berlutut di atas papan kayu. Bukannya marah, dia malah tertawa dan mengangkat telapak tangannya untuk memeriksanya berulang kali.

"Jatuh, sakit sekali!” Dia berseru.

Dia baru belajar berlari beberapa saat yang lalu. Sebelumnya, dia selalu ingin berbaring di tanah dan mengibaskan ekornya. Dia harus terbiasa menggunakan tangannya, bukan sirip. Dia duduk dengan menyilangkan kaki dan mengumpulkan kemejanya. Kakinya yang putih dan gemuk merah karena kedinginan. Menurunkan kepalanya, dia menguburnya di bawah kemeja untuk mengamati tubuhnya sendiri. Kemudian dia melongokkan kepalanya dan bergumam pelan pada sosok batu kecil itu.

"Apakah manusia memiliki bagian lain selain lengan dan kaki? Ini sangat aneh."

Sosok batu kecil itu tidak dapat berbicara, jadi ia meremas kepalanya di samping ikan mas brokat dan mengawasinya sejenak. Melihat wajah bingung ikan mas brokat itu, dia juga tidak tahu bagaimana menjelaskannya.

Ikan mas brokat itu memegangi sosok batu kecil itu, melihat ke bawahnya dan bertanya dengan rasa ingin tahu. "Mengapa kau tidak memilikinya?"

Sosok batu kecil itu merasa malu. Dia menutupi kepalanya dan menendang ikan mas brokat. Ikan mas brokat segera memamerkan giginya dan mengancam, "Jika kau menendangku lagi, aku akan membuangmu! Kau tidak akan pernah melihat Jing Lin lagi!"

Sosok batu kecil itu mundur beberapa langkah dan berbalik untuk berlari ke dalam ruangan. Ikan mas brokat takut batu kecil akan mengadukannya, jadi dia buru-buru bangkit untuk mengejarnya. Gerakannya ringan ketika dia memasuki pintu saat Jing Lin sedang beristirahat. Ketika mereka kembali tadi malam, Jing Lin terbatuk-batuk selama setengah malam dan baru tertidur saat menjelang fajar.

Ikan mas brokat itu melangkah ke sebuah meja kecil dan naik ke kursi sebelum dia melompat ke tempat tidur dan berlutut di samping bantal Jing Lin. Wajah Jing Lin lebih pucat dari malam sebelumnya. Dia tampak seperti orang dengan penyakit kronis, seolah terbaring di tempat tidur adalah hal yang biasa baginya. Rambut hitam tintanya tersebar di atas alas bantal. Ikan mas brokat dengan hati-hati meraup segenggam rambutnya, tetapi mereka mengalir melalui celah di antara jari-jarinya. Ikan brokat mengumpulkan keberanian untuk membungkuk mendengarkan napas Jing Lin. Dia mengulurkan jarinya untuk menyentuh pipi dan leher Jing Lin. Karena heran, dia menarik jarinya. Kemudian dia mengulurkan jarinya lagi untuk memeriksanya.

Dia hangat.

Jing Lin hangat. Dan dia terasa lembut saat disentuh.

Ini sepenuhnya berbeda dari apa yang diketahui ikan mas brokat sebelumnya. Apakah itu berarti bahkan indra peraba-nya akan menjadi berbeda saat dia menjadi manusia?

[END] Nan Chan (南禅) | Bahasa IndonesiaWhere stories live. Discover now