014. North Wind

1.8K 397 60
                                    

˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙
English Translator : Lianyin
Indonesian Translator : shenyue_gongzu
.
.
.

Nuansa abu-abu dan putih menyelimuti malam saat Angin Utara mengaduk salju. Butiran salju mengalir ke kerah Cang Ji dan mengusap kulitnya, hawa dingin menembus tulangnya.

Mengapa itu sangat menyakitkan?

Cang Ji mengencangkan cengkeramannya. Punggung Jing Lin sangat berantakan. Dia mendaki ke atas, membalikkan wajah Jing Lin dan menyeka pipi Jing Lin dengan ibu jarinya yang berlumuran darah. Jing Lin masih gemetar sebelumnya, tetapi sekarang, Cang Ji adalah satu-satunya yang gemetar. Saat itulah dia menyadari bahwa menggigil terkadang berada di luar kendali manusia.

Dengan kesal, Cang Ji menggertakkan giginya begitu keras hingga mengeluarkan suara. Dia seharusnya melompat kegirangan saat dia melahap tumpukan darah dan daging ini ke dalam perutnya. Tetapi untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, dia ingin merobek tenggorokan Zui Shan Seng saat ini juga.

Tongkat Xiang Mo kembali ke tangan tuannya. Zui Shan Seng telah melepas topinya sebelumnya, menampakkan kepala yang terlihat seperti ada lapisan kulit jeruk keprok hijau di atasnya. Dia awalnya kuyu, tapi sekarang dia terlihat muda. Zui Shan Seng membawa tongkatnya dan mendekat, semua bekas main-main hilang. Salju membasahi pakaian compang-campingnya. Jubah coklat gelapnya sudah usang, tapi di tubuhnya, terlihat seperti barang curian.

"Kau hanyalah seekor ikan yang baru saja muncul. Sekalipun kau tidak sengaja tersesat, masih ada kesempatan bagimu untuk kembali ke jalan yang benar. Pria ini aneh. Tidak mengherankan jika dia mempengaruhi hatimu dengan beberapa kalimat sesat." Zui Shan Seng berdiri diam. "Setelah aku menghabisinya, kau akan menemukan jalan keluar."

Dengan perubahan penampilan ini, dia bahkan berhenti menyebut dirinya sendiri sebagai "lelaki tua ini". Tapi sepasang mata itu masih keruh dan bertentangan dengan fitur wajahnya. Semua jejak mabuk juga lenyap. Seolah-olah penampilan sebelumnya hanyalah fasad, dan ini adalah Zui Shan Seng yang asli.

Zui Shan Seng sangat menyadari kultivasi Cang Ji. Jika Jing Lin masih cukup berharga sehingga dia bersedia untuk mengawasinya, tapi Cang Ji sama sekali tidak layak disebut. Hanya dengan sedikit gerakan jarinya, dia bisa melenyapkan ikan mas brokat ini. Namun, dia tidak melihat dirinya sebagai pembunuh, jadi dia tidak mau memberikan pukulan mematikan lagi kepada Cang Ji.

Cang Ji tidak menjawab. Ketika Zui Shan Seng melihat bahwa dia tidak berniat memperbaiki tingkah lakunya, dia mengangkat tangan untuk mendesaknya menyingkir. Cang Ji melompat seperti serigala, tubuhnya yang kuat dan panjang menerkam Zui Shan Seng seperti pedang tajam yang terbang.

Zui Shan Seng menegur, "Kau melebih-lebihkan dirimu sendiri!"

Cang Ji menerobos penghalang salju dan meraih bahu kiri Zui Shan Seng. Zui Shan Seng tetap sekuat batu saat dia menarik bahunya dan memukul balik dengan tangan kosong. Jari-jari Cang Ji menegang saat dia menerima pukulan tanpa mundur, menggunakan kekuatan kasar murni untuk memaksa mundur Zui Shan Seng. Zui Shan Seng tidak menyangka Cang Ji tahu cara bertempur yang begitu kasar dan tanpa henti; dia benar-benar mengabaikan hidupnya sendiri. Zui Shan Seng segera menghindari pukulan itu.

Salju yang hancur beterbangan, menyelimuti tanah dengan salju berkabut. Suara dentuman tak henti-hentinya keluar dari lengan Zui Shan Seng. Dia selalu membenci pertarungan sampai mati seperti ini, tapi dia tidak pernah menyangka akan menghadapi lawan yang merepotkan hari ini! Dia tidak mau membunuh orang sesuka hati, jadi dia terus menyerah lagi dan lagi. Sisik-sisik muncul di bahu, lengan, dan leher Cang Ji. Memukul Cang Ji dengan tinjunya hanya membuat Zui Shan Seng merasa seolah Cang Ji tidak bisa ditembus dan tidak bisa dihancurkan.

[END] Nan Chan (南禅) | Bahasa IndonesiaWhere stories live. Discover now