078. Stone Spirit

1.2K 268 68
                                    

˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙
English Translator : Lianyin
Indonesian Translator : shenyue_gongzu
.
.
.

Dan inilah mereka, dalam pertemuan tiga pihak. Sungguh kebetulan bahwa mereka bertiga muak terhadap satu sama lain. Itu adalah kasus ketidaksukaan bagi Yining dan Dong Jun, jadi mereka berdua menunjukkan senyum palsu yang terpampang ketika mereka bertemu satu sama lain di pangkalan Kota Xitu, di mana Yining menyambut mereka.

"Lihat siapa yang kita punya di sini. Jadi ini adalah Sage Yining yang terkenal dari timur itu. Bagaimana hanya dalam sekejap mata kau bisa dipindahkan ke sini oleh Ayah?" Dong Jun mengetuk kipas lipatnya di telapak tangannya dan berpikir keras dalam pengertian. "Aku ingat sekarang — ketidakmampuan, kan? Bagaimana kabarmu di barat sekarang? Aku tidak akan datang lain kali jika aku tahu itu kau.".

"Meskipun kekuatanku terbatas, aku bersedia memberikan semua yang aku miliki dan memberikan kontribusi sekecil apa pun yang aku bisa untuk membantu mencapai tujuan besar kita lebih cepat, tidak seperti seorang pemalas dan pembuat onar tertentu." Tanpa melihat ke arahnya, Yining berkata, "Pengungsi yang kelaparan berlimpah di mana-mana, sementara Dong Jun memanjakan diri dengan anggur. Benar-benar orang yg tdk konvensionil. Betapa sangat berjiwa bebas."

"Itu sudah pasti." Dong Jun berkata dengan dingin, "Pemikiran orang-orang yang tidak memiliki ras yang sama denganku pasti akan berbeda denganku. Aku awalnya adalah iblis. Tentu saja, aku harus bahagia dan minum-minum ketika aku melihat manusia mati."

Kedua pria itu awalnya tidak memiliki kesamaan di antara mereka. Tapi Dong Jun selalu menjadi sosok yang kontroversial. Dia diberikan kesenangan inderawi dan sering minum anggur dan bersuka ria tanpa memperhatikan urusan manusia. Jadi Yining menganggapnya sebagai kandidat nomor satu untuk masalah kemalasan dan kelambanan, dan sebelumnya telah mengecamnya dan menghina satu sama lain dengannya dalam banyak kesempatan.

Yining tidak ingin berselisih dengannya, tetapi ketika dia menoleh, dia menyadari bahwa Jing Lin, yang masih berada di sana sebelumnya, telah menghilang.

"Jangan repot-repot mencari." Dong Jun berkata. "Itu tugasnya untuk menghitung mayat."


◎◎◎

Jing Lin berjalan berdampingan dengan Cang Ji. Matahari merah terbit di ufuk timur tepat saat ini. Kota yang gelap dan suram dari tadi malam sekarang terekspos di bawah sinar matahari.

Jing Lin berkata, "Itu semua berkat saran gege tadi malam sehingga kita bisa menyelamatkan seluruh penduduk kota."

"Aku hanya memanfaatkan kesempatan yang diberikan. Kau tetap menjadi kekuatan pendorong di baliknya." Cang Ji berjalan melintasi mayat itu dan berkata, "Bagaimana cara kita membuang mayat di kota ini?"

Jing Lin mengamati tempat itu; orang mati tergeletak di mana-mana. Beberapa ditumpuk menjadi gundukkan mayat yang terendam air yang telah membusuk sampai berbau busuk. Dia berkata, "Kremasikan mereka. Aura iblis dari roh jahat masih tersisa. Jika dibiarkan berkembang, akan menimbulkan malapetaka."

"Mayoritas dari mereka sudah dipenuhi belatung dan berubah warna. Tidak akan mudah untuk menghitungnya." Cang Ji tampak agak pucat seolah tidak terbiasa dengan pemandangan seperti itu.

Jing Lin memberinya sapu tangan, dan Cang Ji menutupi hidung dan mulutnya dengan itu. Sebenarnya dia tidak takut. Hanya saja indra penciumannya terlalu tajam dan sensitif untuk digunakan seperti biasa di sini. Saputangan katun ini kualitasnya biasa, tapi karena sudah lama bersama Jing Lin, ada aroma yang menyegarkan di atasnya — aroma Jing Lin. Menekuk jari kelingkingnya sedikit, Cang Ji menekan saputangan ke bawah dan mengeluarkan batuk ringan.

[END] Nan Chan (南禅) | Bahasa IndonesiaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora