101. Sarcophagus

1.2K 275 171
                                    

˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙
Author : T97
English Translator : Lianyin
Indonesian Translator : shenyue_gongzu
.
.
.

Jing Lin tidak membaik.

Dia dipenjara di kamar batu yang sempit. Li Rong tidak bisa lagi mengunjunginya sesuka hati. Lord Jiu Tian memisahkannya dari lautan manusia dan menyembunyikannya dalam kegelapan, seolah-olah dia ingin menyingkirkan Pedang Yan Quan dan melupakan semua tentangnya. Empat atau lima rantai lagi telah ditambahkan, dan dinding batu diperkuat dengan lapisan demi lapisan mantra jimat dan pola spiritual. Akumulasi penghalang benar-benar memutuskan semua suara dari dunia luar.

Jing Lin tidak bisa lagi membedakan siang dan malam. Dia dikuburkan jauh di dalam kegelapan. Tidak ada pintu dan jendela di semua sisi ruang batu, dan hanya lempengan batu di atasnya yang bisa dibuka dan ditutup. Menyebutnya "kamar batu" sebenarnya tidak tepat, karena seharusnya disebut peti mati dari batu. Jing Lin tidak bisa bangun atau pun turun ke tanah. Lebar dan luas tempat tidur batu itu adalah semua ruang kosong yang dia miliki sekarang. Dia bahkan akan menabrak dinding ketika dia menegakkan punggungnya.

Tidak ada yang peduli untuk menanyakan keadaannya; keheningan terus berlangsung tanpa batas.

Kilau sisik terbalik adalah satu-satunya cahaya Jing Lin. Dia masih bisa mencium aroma Cang Ji di manik-manik doa, meski itu hanyalah aroma darahnya.

Jing Lin tidak boleh memikirkan Cang Ji. Setiap kali dia berjalan menyusuri jalan kenangan (mereka), kutukan itu akan langsung muncul. Saat itu terjadi, polanya akan mencekiknya hingga membuatnya pusing. Sisa-sisa roh jahat juga akan mengambil kesempatan untuk menggerogoti dan menggigit anggota tubuh dan tulangnya. Jing Lin terus membenturkan kepalanya ke dinding, berjuang di ambang kematian di tengah rasa sakit yang tidak pernah berakhir ini. Dia memasukkan jari-jarinya ke dalam celah-celah di dinding, terkadang menghitung bekas luka di tubuhnya dengan tenang dan terkendali, terkadang mencakar dinding batu dengan panik.

Dia berpikir dia akan menjadi gila.

Yang ada hanya suara rantai saat dia bangun — suara rantai yang diputar berulang kali dalam satu lingkaran.

Rambut Jing Lin sepertinya tumbuh lebih panjang. Dia mengukurnya dengan jari-jarinya, lagi dan lagi, dan menghitungnya berulang kali dengan berbisik. Tapi itu tidak bagus. Dia perlahan-lahan merasakan bahwa banyak hal di masa lalu mulai kabur.

"Aku Jing Lin."

Jing Lin berkata dengan suara serak.

"Aku Jing Lin."

Dia berjuang melawan rantai, bergumam berulang kali dan tanpa henti ke dalam kegelapan yang kosong.

"Aku memiliki kekasih, melewati pegunungan dan melintasi lautan ... Aku adalah sisik terbaliknya ... Namaku Jing Lin ... Peron Ming Jin ... Kota Huaishu ... Kota Qixing ... Dia dan aku, dia ..."

*(我有) 所爱隔山海 dari baris dalam sebuah puisi oleh Littlesen 《山木诗词全集》
所爱隔山海, 山海不可平
Diterjemahkan secara kasar sebagai:
Pegunungan dan lautan terbentang di antara aku dan kekasihku,
Namun sayang, gunung dan lautan tidak bisa diratakan.

Siapa dia?

Jing Lin dengan kesal menjambak rambutnya dengan kening menempel di dinding. "Aku ingin membentuk aliansi pernikahan dengannya ... Di Kota Qixing ... Peron Ming Jin ... Datang untukku, untukku ..."

*秦晋之好 Selama Periode Musim Semi dan Musim Gugur, lebih dari satu generasi antara negara bagian Qin dan Jin menikah satu sama lain. Jadi, kata itu merujuk pada aliansi yang dibentuk antara dua keluarga melalui pernikahan. Di sini, ini mengisyaratkan keinginan Jing Lin untuk membersihkan permusuhan antara ayah dan saudara laki-lakinya di Ninth Heaven Gate dan Cang Dijun melalui pernikahan.

[END] Nan Chan (南禅) | Bahasa IndonesiaWhere stories live. Discover now