113. Pregnancy

1.8K 264 73
                                    

˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙
Author : T97
English Translator : Lianyin
Indonesian Translator : shenyue_gongzu
.
.
.

"Jadi, kalian sepasang saudara." Shan Yue menyodorkan teh dan menganggukkan kepalanya dengan senang. "Aku juga punya didi di rumah! Dia sedikit lebih muda dari didi (Jing Lin) ini, dan dia dibesarkan di luar. Aku sudah lama tidak melihatnya."

Saat itulah Cang Ji mengerti apa yang dimaksud Jing Lin. Dia menatap Jing Lin. Dia tidak mau menarik tangannya, tetapi juga tidak masuk akal baginya untuk terus memegangi Jing Lin. Jadi, dia berkata, "Aku hanya punya satu didi ini saja. Dia adalah harta yang berharga seperti mutiara dan batu giok. Di mana pun dia berada, aku tidak bisa untuk tidak mengkhawatirkannya."

*Cang Ji salah paham. Dikira Jing Lin ngaku sebagai didi nya Zong Yin, padahal maksud Jing Lin itu dia (JL) didinya Cang Ji

"Memiliki saudara kandung itu bagus." Shan Yue akan menyibukkan diri ketika Zong Yin menghentikannya untuk mendudukkannya. Tidak nyaman baginya untuk bergerak, jadi dia berpegangan pada lengan Zong Yin sebagai penopang saat dia duduk. Dia berkata kepada Cang Ji dan Jing Lin, "Paling tidak, kalian berdua bisa menjaga satu sama lain saat kalian jauh dari rumah."

Cang Ji menggenggam jari kelingking di bawah lengan bajunya untuk menghentikan Jing Lin membuat ulah. Dia berbalik dengan tenang ke Shan Yue dan tersenyum. "Itu benar."

*Friendly reminder: Cang Ji masih menggenggam tangan Jing Lin di balik lengan bajunya (◔‿◔)

Bagaimana mungkin Jing Lin bisa menggertak Cang Ji? Sebaliknya, jari kelingkingnya ditangkap oleh Cang Ji; yang membelai ujung jarinya dengan cara yang sangat erotis, menghasilkan rona merah samar di leher Jing Lin.

Jing Lin dengan ringan membenturkan sisi pahanya pada Cang Ji. Yang langsung membuat Cang Ji berkata, "Ada apa? Jika ada yang terlintas dalam pikiranmu, beri tahu gege. Kita adalah keluarga di sini."

"Kami hanya punya teh biasa di rumah." Shan Yue buru-buru berusaha bangkit untuk menukar teh untuk Jing Lin. "Jika kau tidak terbiasa meminumnya, aku akan menukarnya dengan secangkir air hangat untukmu."

Jing Lin berkata, "Tidak perlu repot-repot, Nyonya. Aku bisa meminumnya. Ruangan ini panas. Apa ada tungku arang yang dipasang di sana?"

"Aku tidak tahu jenis arang apa itu, tapi memang sangat panas." Shan Yue berkata, "Zong-ge-lah yang membawanya kembali. Masih banyak yang tersimpan di gudang kayu. Aku akan menyuruhnya untuk membungkus beberapa untukmu. Bawalah pulang untuk mengisi tungkumu, dan kau tidak akan merasa dingin di malam hari."

"Tidak perlu repot-repot. Simpan saja untuk kau gunakan sendiri." Cang Ji berkata dengan wajah datar. "Di rumah juga panas. Terutama di malam hari, saat cuaca sangat panas menyengat hingga membuat seseorang berkeringat. Ditambah lagi, dia begitu takut pada panas sehingga dia tidak tahan saat dia dekat pada panas yang menyengat itu."

Untuk pertama kalinya, Jing Lin tidak bisa memotong pembicaraan. Dia jelas tahu apa yang sedang dibicarakan. Dia terlalu berwajah tipis (pemalu) untuk menerimanya, dan dia takut mereka akan merasakan sesuatu jika dia membuka mulutnya. Jadi dia hanya bisa menginjak kaki Cang Ji.

"Apa kalian berdua berasal dari kampung halaman yang sama dengan Zong-ge?" Shan Yue tersenyum. "Zong-ge juga takut panas."

"Tidak hanya dari kampung halaman yang sama." Cang Ji memandang Zong Yin dan berkata, "Sebentar lagi, kami bahkan bisa disebut dari klan yang sama."

Shan Yue segera berkata dengan senang. "Kalau begitu itu saudara dari keturunan yang sama!" Dia menatap Zong Yin, "Mengapa kau tidak memberi tahuku sebelumnya bahwa saudara-saudaramu akan datang? Kebetulan, kau berburu babi hutan hari ini. Aku akan menyiapkan beberapa hidangan untuk dinikmati bersama anggur untuk saudara-saudaramu."

[END] Nan Chan (南禅) | Bahasa IndonesiaWhere stories live. Discover now