067. Coax

1.3K 292 218
                                    

˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙
English Translator : Lianyin
Indonesian Translator : shenyue_gongzu
.
.
.

Kabut menghilang. Darah menetes dari bilah miring Yan Quan dan membasahi lengan baju Jing Lin menjadi merah. Tanpa mengedipkan matanya, dia menarik pedangnya (dari dada Cang Ji). Cang Ji terhuyung. Darah mengalir keluar dan membasahi seluruh punggungnya. Tubuhnya terjungkal ke tanah. Jing Lin diam-diam mengayunkan pedangnya saat darah berceceran di kakinya. Jubahnya tetap tidak ternoda saat dia melangkahi Cang Ji dan berjalan menuju Tao Zhi.

Menangis dan tertawa, Tao Zhi berkata, "Aku telah melihat dengan mata kepalaku sendiri hari ini betapa tidak berperasaannya dirimu. Jing Lin, jalan 'Jalan' itu bergelombang. Pantas saja Ayah memberimu perlakuan khusus. Karena kau adalah satu-satunya yang bisa menjadi sekejam itu."

*Jalan kultivasi yang dipercayai Jing Lin sebagai Jalan menuju Pencerahan

"Kehidupan untuk kehidupan." Jing Lin tanpa ekspresi. "Aku bisa memberikan hidupku sepenuhnya padanya. Tetapi jika aku melewatkan momen ini, Aku tidak akan pernah menemukan kesempatan bagus lainnya untuk membunuhmu."

"Jadi kau menusuk dia dari belakang!" Tao Zhi menutupi wajahnya untuk menyembunyikan penampilannya. Menjadi cacat karena serangan sebelumnya, dia segera bergerak untuk menghindar dan berkata, "Setiap orang di dunia ini bisa menjadi pedang di tanganmu, jalan di bawah kakimu. Kau mempertahankan Jalan-mu sampai kau kehilangan akal sehat. Kau telah pergi jauh sekali!"

"Benar sekali." Jing Lin berdiri di bawah kegelapan malam dan berkata, "Siapapun yang menghalangiku untuk mempertahankan Jalan-ku, baik itu kerabat atau teman, aku akan membunuh mereka semua."

"Kau gila." Tao Zhi membungkuk saat dia melangkah mundur dan mengelilingi Jing Lin dengan wajahnya yang tidak bisa dikenali. Dia berkata dengan suara serak, "Kau orang gila. Kaulah yang roh jahat. Kaulah iblis yang sesungguhnya di dunia! Hati nuranimu hilang… Tidak, kau bukan lagi manusia. Kau secara alami kekurangan perasaan dan keinginan. Kau adalah mesin pembunuh yang sempurna."

Jing Lin membalikkan pedangnya, dan cahaya dingin menembus ketebalan malam. Matanya tidak berperasaan, dan serangannya tanpa ampun. Seketika, lengan bajunya mengepak tertiup angin. Di antara kilatan pedangnya, pukulannya sehalus awan yang melayang. Tao Zhi langsung menghunus pedangnya dan menyilangkan pedang dengan Jing Lin. Suara bilah pedang yang bertabrakan bergema di udara.

"Saat itu, keterampilanku tidak setara, dan aku pantas mendapatkan apa yang akan datang! Tapi kau dan Li Rong terus menyalahkanku atas pembantaian kota itu. Apa ini 'Jalan' yang kau bicarakan?" Tao Zhi memaksa Jing Lin mundur beberapa langkah. Dengan pedang di antara mereka, dia melampiaskan kebenciannya. "Tanah di utara begitu luas sehingga Ninth Heaven Gate tidak bisa ikut campur. Kau tahu benar siapa yang melakukan pembantaian di seluruh kota! Untuk melindungi reputasinya, kau membuatku menjadi orang jahat yang tidak bisa diampuni. Apa ini Jalan itu? Bagaimana ini juga Jalan-mu?! Itu hanya tipuan yang paling tidak tahu malu dari semuanya!"

Serangan satu tangan Jing Lin hampir membuat pedang panjang Tao Zhi terlepas dari tangannya. Ekspresinya tetap setenang air saat dia tetap tidak tergerak.

"Kau menipunya untuk membuat dia memperlakukanmu sebagai orang kepercayaannya berdasarkan tipu daya itu. Tetapi dia tidak pernah menyangka bahwa kau dan Li Rong akan bersekongkol untuk membunuhnya hanya dalam sekejap mata!" Bunga darah menyembur dari telapak tangan Tao Zhi. Dia dengan cepat mundur beberapa langkah dan berkata, "Jadi, aku mengerti, aku mengerti! Apa alasanmu menjadi sekejam ini? Posisi Penguasa Tiga Alam ?! Oh, Jing Lin, sungguh menggelikan. Betapa menggelikan bahwa kau tidak pernah menyangka pada akhirnya Li Rong berbalik melawanmu karena ini! Sungguh menyia-nyiakan semua persekongkolanmu. Pada akhirnya, kau membantu orang lain mencapai tujuannya dan membuat dirimu menjadi seperti itu!" Dia menendang Cang Ji dan berkata dengan dingin, "Dia tidak lagi mengingat masa lalunya. Itulah mengapa dia membiarkanmu mempermainkannya seperti orang bodoh lagi. Luar biasa. Jing Lin, lihat betapa lihainya dirimu. Kau bilang aku menganggap orang lain sebagai binatang, tapi begitu juga kau!"

[END] Nan Chan (南禅) | Bahasa IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang