Bab 5 ~ Si Jubah Hitam

754 180 4
                                    

Sore itu Bortez berangkat menuju Prutton, kota kecil di selatan yang terletak di seberang Sungai Ordelahr

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sore itu Bortez berangkat menuju Prutton, kota kecil di selatan yang terletak di seberang Sungai Ordelahr. 

Laki-laki gempal itu menggunakan gerobak tua pinjaman yang ditarik seekor kuda pinjaman pula. Ia membawa sekotak alat-alat rumah tangga terbuat dari logam pesanan pedagang di Prutton. 

William pernah ke Prutton satu kali, dan seingatnya letaknya tidak begitu jauh. Tak lama setelah matahari terbenam mestinya Bortez sudah sampai di sana.

Bortez sempat menjelaskan rencananya sebelum berangkat. Setelah urusannya di Prutton selesai, ia akan meneruskan perjalanan ke Milliton untuk bertemu komandan pasukan Kerajaan Alton. Kerajaan tengah membutuhkan senjata dalam jumlah besar, dan jelas Bortez tak ingin ketinggalan dalam mendapatkan pesanan.

William pernah bertanya, kenapa Bortez tidak tinggal saja di Milliton, supaya lebih dekat dengan pembeli dan bisa lebih bersaing dengan pandai besi lainnya. 

Bortez menolak. Dia bilang semakin dekat ke kota besar, pajak yang diambil kerajaan juga semakin besar. Toh jika hasil kerjanya bagus, walaupun dia tinggal di utara pelanggan tetap akan mencarinya.

Apa pun alasannya, ada satu ucapan Bortez yang sepertinya akan menjadi kenyataan. Suatu hari nanti Alton akan berperang melawan Tavarin. 

Kedua kerajaan itu tidak pernah akur sejak dulu. Walaupun secara resmi mereka masih berdamai, insiden kecil kadang kala terjadi di perbatasan. Tinggal menunggu waktu untuk insiden kecil itu menjadi besar. 

Itulah alasan kenapa permintaan untuk membuat senjata terus meningkat.

Atau, mungkinkah Alton sebenarnya tengah bersiap menghadapi serangan bangsa Elniri yang kini berkuasa di timur? Elniri sudah menaklukkan negeri Terran dan kabarnya pasukannya jauh lebih besar dan berbahaya dibanding Tavarin.

William tidak tahu banyak soal perang, dan juga tidak tertarik, kecuali bahwa itu bisa membuat pamannya mendapat lebih banyak uang. Namun tentu saja jika suatu hari nanti kerajaan memaksa semua laki-laki yang sudah cukup umur untuk ikut berperang, William akan menurutinya dan mungkin memaksa dirinya untuk menyukai perang. 

Tetapi saat ini tidak. Saat ia memiliki kesempatan berlatih dengan pedang-pedang bikinan pamannya di bengkel, ia melakukannya lebih karena kesenangan belaka. Atau sebagai bekal sebelum ia mencari pembunuh ayahnya, seandainya benar dia sudah mati.

Artinya, kalau semua ini bisa dibilang sebagai tujuan hidupnya, tujuan itu ada di utara, bukan di selatan. Itulah kenapa William tidak menunjukkan minat saat Bortez mengajaknya pergi ke Milliton. Pemuda itu yakin lebih baik ia tetap tinggal di desanya. 

Baginya ini malah kesempatan emas. Rogas masih berada di sekitar Ortleg, dan tanpa adanya Bortez, besok William bisa mencari Rogas dan berlatih pedang bersamanya dengan lebih bebas tanpa perlu takut diomeli gurunya.

William menutup pintu bengkel sambil bersiul-siul riang. Ketika ia tengah menyelipkan palang ke pintu, seseorang meninju bahunya dari belakang. 

William menoleh sambil meringis. Seorang gadis berambut cokelat keriting berdiri di depannya sambil berkacak pinggang. Tatapan mata gadis itu galak, bajunya dekil, dan pipinya coreng-moreng bekas lumpur. Entah apa yang baru saja dia kerjakan. 

Northmen SagaWhere stories live. Discover now