Bab 82 ~ Yang Kamu Mau

213 85 1
                                    

"Baiklah, kita sudah aman, kamu bisa bertanya," Freya berkata sambil berkacak pinggang, sementara bibirnya nyengir dan matanya berbinar.

William dan gadis berambut merah itu kini berada di dalam hutan, jauh dari Vida yang sudah siap berangkat di tepi sungai. Padahal maksud William tadi tidak harus berahasia seperti ini. Ia tidak masalah jika harus bertanya pada Freya dan didengar oleh Vida atau yang lainnya. Tetapi Freya tampaknya menganggap ini sesuatu yang mungkin sangat penting, bahkan mungkin pribadi, sehingga gadis itu merasa harus membawa William menjauh.

Yang jelas, mereka tidak boleh pergi lama-lama dari rombongan, atau Vida akan curiga dan mengira mereka berdua berbuat sesuatu yang tidak-tidak.

William diam, berpikir, kira-kira bagaimana ia harus memulai ceritanya. "Begini. Kamu bilang, kamu bisa melihat sesuatu dari dalam mimpi, benar?"

"Mmm ..." Freya mengetuk-ngetuk dagunya dengan telunjuk, seperti berpikir pula. "Semacam itu."

"Nah, aku bermimpi semalam, yang kurasa agak sedikit aneh."

Wajah Freya berubah jadi lebih serius. "Mimpi apa?"

"Aku bermimpi masuk gua, yang kemarin dulu kumasuki itu."

"Bukan kemarin, tujuh hari yang lalu," Freya mengoreksi.

"Ya, begitulah. Nah, di mimpi ini aku masuk gua, tapi sendirian, tidak bersama Vida, dan aku bertemu dengan makhluk yang sama seperti saat aku masuk dulu. Aku membunuhnya, lalu ... muncul seseorang, yang tidak aku kenal. Rambutnya berwarna terang, seperti ... rambut kalian. Dia mengatakan sesuatu yang aneh, menyuruhku mengambil sesuatu, entah apa." William meringis. "Seperti itu, kalau aku tidak salah ingat. Tapi, sekali lagi, ini cuma mimpi, yang mungkin tidak ada artinya. Jadi mungkin tidak penting juga."

"Menurutmu begitu, tidak penting?" Freya menatapnya lekat-lekat.

William tercenung. "Aku tidak tahu ..."

"Kalau tidak penting, kamu tidak akan menceritakannya padaku." Freya tersenyum. "Kamu merasakan sesuatu, dan kamu ingin tahu artinya. Iya, kan?"

"Apa ... kamu bisa tahu?" tanya William ragu.

"Jika itu mimpiku sendiri, mungkin aku bisa. Tapi kalau itu adalah mimpimu, hanya kamu sendiri yang bisa menjawab dengan benar. Saat ini aku hanya bisa menebak-nebak, bahwa mungkin kamu akan mendapatkan sesuatu, atau sebenarnya ... malah sedang menginginkan sesuatu."

"Aku tidak sedang menginginkan apa-apa," William membantah.

Freya meringis. "Setiap orang pasti menginginkan sesuatu."

"Maksudku, di mimpi ini, sebenarnya bukan hal semacam itu yang aku pikirkan. Aku lebih memikirkan soal laki-laki yang muncul di sana."

"Memangnya kenapa dia?"

"Aku ... aku tidak mengenalnya, tapi rasanya ... aku merasa tidak asing, dan dekat dengannya," kata William.

"Kenapa kamu merasa begitu?"

"Aku tidak tahu."

"Mungkin karena sebenarnya dia memang dekat denganmu. Hanya saja kau belum mengenalnya."

William manggut-manggut. "Apa artinya itu?"

"Tidak tahu. Aku hanya asal bicara." Freya tertawa.

"Haha .... ternyata kamu tidak bisa membantu."

"Enak saja! Apa yang kubilang tadi itu penting! Coba kamu pikir baik-baik. Kamu akan mengerti nanti. Itu juga salah satu nilai-nilai kehidupan!"

"Uh. Ya, ya ..."

Northmen SagaWhere stories live. Discover now