Ch 1 [IND]

6.6K 68 14
                                    

"Bold." : animatronik yang berbicara

"Biasa." : manusia yang berbicara

=o^o=

Menghempaskan diri ke ranjang setelah pulang dari tempat kerja adalah kegiatan favorit Michael Afton. Dia dapat leha-leha ria di atas kasur nyaman dengan selimut hangat, menyantaikan seluruh anggota badan yang terasa kaku dan pegal, lalu terlelap hingga berjam-jam.

Namun, hari ini berbeda. Anehnya Michael tidak berniat sama sekali menuju kamar, malahan duduk di sofa dan menyalakan televisi yang bahkan jarang sekali disetel.

Kantuk tak menyergapnya, hingga bosan Michael menunggu matanya memberat. Dengan kesal lelaki itu membenamkan wajah ke bantal sofa, menahan erangan malas. Michael berbaring telentang setelahnya, menatap datar langit-langit dan mengabaikan televisi yang menyala, pikirannya kosong—demi apapun Michael hanya ingin tidur sekarang. Umpatan kecil juga tertahan, Afton sulung tersebut menggembungkan sebelah pipi sebal.

"Dasar pengangguran."

Michael mengerling ke arah sumber gerutuan, sebuah animatronik dengan satuan-satuan tak lengkap melangkah menyebrangi ruang tengah dengan keranjang kosong di tangan sembari memasang wajah datar. "Kau seperti pembantu," celetuk Michael, lantas menahan tawa ketika pasang mata Ennard menyipit tak suka ke arahnya.

"Pemalas," Ennard membalas sebelum dia masuk ke ruangan untuk mencuci baju. Michael memutuskan membuntutinya—toh dia tak memiliki kegiatan yang berarti saat ini. "Apa, ingin membantu?" Ennard berkata bosan, menaruh keranjang itu di samping mesin cuci.

"No," jawab Michael santai. "Aku tak tahu harus melakukan apa."

Ennard mendengkus. "Kalau begitu tinggalkan aku," ujar Ennard seraya keluar dari ruangan tersebut, tetapi Michael kembali mengekorinya.

"Kenapa kau rajin sekali sih," keluh Michael. "Apa bersih-bersih rumah juga termasuk salah satu program di sistem milikmu?" dia terkikik geli, menahan cengengesan agar tidak melebar. "Robot pesuruh."

"Pertama, Eggs Benedict. Aku adalah animatronik." Ennard segera membalikkan badan dan menunduk agar dapat memandang Michael yang kini mengangkat alis dengan senyum mengejek. "Kedua, aku kasihan rumahmu terlantar begini karena kau terlalu malas bahkan untuk menggerakkan jari tanganmu," lanjutnya.

Michael mengerutkan dahi, "Hei," dia memprotes. "Aku tidak semalas itu!"

Tawa berat nan pelan khas robotik terdengar dari Ennard. "Aku tak percaya," dia mengibaskan tangan. "Biasanya kau akan tidur seperti mati sampai sore."

"Pertama, Ennard. Aku sudah mati," Michael membalas, persis dengan nada yang sama ketika Ennard berucap tadi. Ennard memandangnya seolah berkata 'sama-sama'. "Kedua, aku tidak bisa tidur!" Michael mengerang frustasi, melipat tangan depan dada dan melirik arah lain.

"Aku bisa menyanyikan sebuah lagu untukmu."

Michael memutar mata. "Tidak. Terakhir kali kau melakukannya, kau menyanyikan lagu yang menyeramkan dengan suara jelek."

"Mhm," Ennard menanggap tak peduli, menyandarkan punggung ke dinding dan tatapannya berlabuh pada si sulung Afton yang menggeram sebal.

"Aku ingin makan," keluh Michael kemudian.

Ennard kembali tergelak pelan. "Ingin memuntahkan kabel-kabelku lagi, Afton?"

"Hell no!" Michael melotot galak pada Ennard. "Aku bahkan tak mengerti kenapa aku bisa berbincang santai denganmu, secara harfiah kau membunuhku beberapa tahun lalu. Tapi sekarang? Lihat, kini monster spageti sedang bersih-bersih seperti pembantu rumah tangga," lanjut Michael menggeleng tak percaya.

"Bukan salahku orang yang aku bunuh memiliki kemalasan tingkat tinggi," Ennard memutar mata bosan.

Michael mengambil sebuah buku di dekatnya dan melemparkan buku itu pada Ennard, yang dengan mudah menangkap buku tersebut dengan kabelnya. "Jangan mengungkit kemalasanku," balas Michael kesal, lantas memalingkan wajah dari Ennard.

"Kau marah, Afton?" Ennard bertanya dengan nada main-main, terdengar jelas dia sedang mengejek sementara satu kabelnya terjulur mengelus pipi Michael—sengaja untuk menambahkan kekesalan Michael, dan benar saja langsung menepis kabelnya keras-keras. "Aw, kau marah, betapa menggemaskannya."

Dahi Michael mengerut mendengar perkataan Ennard, kentara tak senang. "Kurasa pilihan buruk untuk mengobrol denganmu," Michael berucap, membuang napas gusar. Dia melangkah pergi, tapi sesuatu membuatnya terpeleset dan jatuh terjerembap. "Ennard!" Seru Michael kesal, sangat kesal menyadari Ennard dengan sengaja membiarkan kabelnya di lantai.

"Kau tidak lihat-lihat saat jalan dan kau menyalahkanku?" Ennard membalas sok terkaget dan tak percaya, kemudian terkekeh.

"Sudahlah, aku akan menguntal pil tidur daripada berbicara denganmu lagi." Michael merutuk, "Kenapa juga aku tidak memikirkan ini." Dia berlalu sembari bersungut-sungut, meninggalkan Ennard yang mendengus kecil.

Ennard memandang kepergian Michael, lantas menggeleng pelan sebelum memutar mata robotiknya.

Dasar aneh.

The BondWhere stories live. Discover now