Ch 22 [IND]

1.9K 32 5
                                    

"Bold."/"Bold italic." : animatronik yang berbicara/di dalam pikiran

"Normal."/"Normal italic." : manusia yang berbicara/di dalam pikiran

=o^o=

Mark menjadi lebih pemaksa akhir-akhir ini. Michael dibuat kesal olehnya tiap saat dan Michael merasa bersalah karena itu—dia telah merepotkan Mark untuk tinggal di apartemennya, tapi di lain sisi Michael tidak bisa membeberkan begitu saja apa yang telah terjadi kepadanya setelah mereka berempat memutuskan berpisah semenjak kelulusan sekolah menengah pertama.

Jadi dia lebih memilih untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan Mark yang bersinggungan dengan pekerjaan maupun keluarganya, walau Mark tetaplah keras kepala.

Namun dia juga tak kalah keras kepala.

"Ayolah, pergi saja dari sana dan pindah ke tempat lain. Aku sudah muak."

"Kau pikir aku tidak muak?" geram Michael lelah, memandang refleksi dirinya sendiri di depan wastafel kamar mandi umum. "Tapi kita terpaksa tinggal hingga—setidaknya aku memiliki pekerjaan."

"Kau bisa mencari pekerjaan setelah tinggal di tempat lain."

Tidak terpikir oleh Michael.

"Otak bodohmu pasti tidak memikirkan itu. Tunggu, kau tak pernah memiliki otak."

"Dasar kau—makin menyebalkan saja," keluh Michael, dia mengusap wajahnya dengan gusar dan menahan erangan kesal agar tidak keluar. Michael mendengkus tak lama setelah itu, balik memandang refleksi dirinya. "Kenapa kau cerewet sekali ingin aku pindah? Kau marah karena aku tidak lagi memberimu perhatian sejak aku tinggal dengan Mark, huh?" Bibir Michael menyungging seringai tipis, dia ingin membuat kesal balik animatronik itu dengan menggodanya.

"Iya, kenapa? Kau masalah dengan itu?"

Seringai Michael meluntur dengan perlahan, dia nampak tercengang selama beberapa saat. "... Apa?"

"Hanya aku yang pantas kau perhatikan, bukan seonggok bajingan penggoda sepertinya. Tck. Ennard.exe powering off . . ."

"Eh?" adalah kata pertama Michael setelah dia terdiam sekian menit, mencoba mencerna apa yang baru saja parasit dalam tubuhnya katakan.

Kemudian wajahnya memerah total.

"Kenapa kau—apa yang kau maksud!?" Michael berseru sendiri dengan malu di depan cermin, rona di pipinya kian menebal seiring dia salah tingkah sendiri. "Ennard! Jangan—jangan nonaktif begitu saja setelah kau mengatakan hal memalukan seperti itu—Ennard kau brengsek! AAHHH!" Michael langsung berjongkok dan menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya.

Jika saja dia masih memiliki jantungnya, mungkin itu berdetak sangat keras kali ini.

Ennard sialan.

Michael mulai menggerutu pelan, kali ini memandang ke arah lantai. Dia mengerucutkan bibir dan menautkan kedua alis, tatapannya tidak bisa diartikan, tapi yang pasti antara gugup dan kesal.

"Mike? Kau baik-baik saja?"

Michael mendongak, menemukan Mark masuk ke dalam kamar mandi umum dengan khawatir. "Ya, ya aku tak apa-apa," Michael membalas pelan, dia kembali berdiri dan membersihkan mantelnya dengan kikuk.

"Sepertinya aku tadi mendengar kau berbicara sendiri," Mark berujar dengan hati-hati, membuat Michael meringis dan memalingkan atensinya ke arah lain. "Kita bisa menyembuhkanmu dari itu."

"Kau mengatakannya seolah-olah aku terkena penyakit," kata Michael setengah tersinggung, Mark hanya menggendikkan bahu.

"Omong-omong, aku beli es krim." Mark tersenyum kecil, memberikan satu cup es krim di tangannya pada Michael, rasa cokelat. "Tidak usah berterima kasih."

The BondWhere stories live. Discover now