Ch 28 [IND]

1.8K 36 3
                                    

"Bold."/"Bold italic." : animatronik yang berbicara/di dalam pikiran

"Normal."/"Normal italic." : manusia yang berbicara/di dalam pikiran

=o^o=

Dengan putus asa Michael menaruh dua kerangka endo yang terpisah di atas meja, dia pun menyenderkan punggung ke kepala sofa. Ruang tamu dia jadikan sebagai tempat untuk merakit sekarang, lantaran tidak ada ruang bawah tanah di rumah ini.

Dia masih tidak begitu mengerti dengan konsep endoskeleton ini, atau mungkin karena dirinya sendiri yang membuat blueprint. Jika itu dari blueprint milik sang ayah, Michael yakin dirinya dapat mengikuti petunjuk, tapi berhubung ayahnya tidak pernah membuat kerangka untuk menyangga dan menggantikan bagian dalam manusia maka mau tak mau Michael harus membuatnya sendiri.

Walau dengan begitu dia merasa dirinya cerdas karena telah menginvestasikan ide ini (Ennard masih memanggilnya tolol tapi dia tak peduli).

Michael menghela napas, masih merasa putus asa. Dia yakin jika dirinya terus berdiam seperti ini maka dia akan merasa bosan, jadi Michael memutuskan untuk beristirahat sejenak. Michael menemukan adanya tangga yang tersembunyi di langit-langit beberapa hari lalu, jikalau talinya ditarik maka tangga itu akan muncul. Sepertinya menuju ke loteng.

Dia pun segera beranjak berdiri dan pergi ke tempat tangga tersebut; di pertengahan lorong menuju dapur. Michael mendongak, kemudian melihat tali kusam menempel ke langit-langit, ada celah kecil yang berbentuk persegi panjang pula di sana. Michael melompat untuk meraih tali tersebut—dalam hati dia merutuk mengapa dia tidak terlalu tinggi.

Berhasil mendapatkan tali itu, Michael pun lekas menariknya. Memang benar ada tangga yang muncul seiring dia menarik tali itu ke bawah, suasana di atas sana sangat gelap ketika Michael mengadah. Tetapi itu bukan halangan besar, Michael segera naik ke loteng.

Debu di mana-mana, Michael mencatat secara mental untuk menyapu tempat ini nanti. Kemudian, banyak kardus diletakkan di sini, seolah-olah pemiliknya berencana untuk pindah rumah namun tidak kesampaian dan rumah ini berakhir ditinggalkan begitu saja. Dia membuka salah satu kardus terdekat dengannya, Michael harus menyipitkan mata terlebih dahulu untuk melihat apa isinya; ternyata hanya tumpukan buku.

Michael membuka kardus lain yang berada tepat di samping kanannya, tapi tidak ada apa-apa di sana, kosong. Membuka dus ketiga, lagi-lagi dia hanya menemukan buku-buku dan catatan lama, lalu surat dokter yang telah menguning kertasnya. Tidak ada yang menarik, namun Michael sedikit berharap ada sesuatu yang berharga di sini.

Akan membuka dus lagi, atensinya teralihkan ketika cahaya mengenai matanya. Michael menoleh, menemukan sinar temaram yang berhasil masuk ke dalam loteng melalui tirai berlubang terpantulkan oleh kaca—atau mungkin cermin tembus pandang yang biasa digunakan untuk melapisi foto di dalam pigura. Michael melangkah mendekat dengan penasaran, ingin melihat foto itu lebih jelas.

Dari jauh dia telah bisa melihat sosok wanita bersurai pirang yang sama di potret tersebut, Michael selalu terperangah menatap potretnya—wanita tersebut benar-benar cantik, menurutnya secara pribadi. Michael mengangkat kedua alisnya setelah menyadari ada sosok lain yang lebih kecil duduk di pangkuan wanita itu di potret tersebut.

Anak laki-laki kecil, berkulit pucat, berambut pirang, bermata—

Tangan Ennard yang muncul dari belakangnya langsung menutup foto tersebut dan memosisikannya secara terbalik dari pandangan mereka, tak lama setelah itu fotonya terjatuh ke depan.

Rasanya Michael mulai terbiasa dengan kehadiran Ennard yang mendadak. Dia mengerling pada Ennard yang menatap lurus, tidak berkata apa pun. Michael menatap kembali foto yang terjatuh itu, dia sama sekali belum selesai menelaah potretnya.

"Kenapa?" Michael akhirnya membuka suara dan mematahkan keheningan, dia bertanya pada animatronik tersebut.

"Privasi orang lain."

Perkataan Ennard ada benarnya, Michael mengangguk mengerti. "Kau benar, tak seharusnya aku melihat-lihat barang pribadi mereka." Michael melihat Ennard mulai membalikkan badan dan menuju ke tangga, maka dia mengikuti Ennard dari belakang. "Tapi sepertinya wanita pemilik rumah ini memiliki seorang putra," Michael berkata seiring dia mengekori Ennard turun dari loteng. "Kalau begitu kenapa rumahnya tidak terurus, ya? Apa kau tahu sesuatu?"

"... Kenapa kau bertanya padaku?" Ennard mendengkus padanya. "Aku tidak tahu apa pun."

Michael mengangkat kedua pundaknya. "Barangkali kau menemukan sesuatu di sini," dia membalas santai. "Seperti aku yang menemukan tangga ke loteng itu beberapa hari yang lalu, dan karena aku bosan, aku memutuskan untuk naik ke loteng. Tidak ada hal yang menarik, banyak buku dan kardus kosong. Lalu aku melihat foto itu dan ketika aku ingin memandangnya lebih dekat, kau muncul begitu saja seperti setan."

Sejenak Ennard melirik Michael, si sulung Afton itu terkadang selalu banyak bicara. "Bukankah kau sedang melanjutkan mainanmu itu di ruang tamu?"

Kemudian Michael tersadar. "Benar," dia berujar polos. "Tapi aku tidak tahu apa pun! Aku buntu, Enn! Aku hanya membawa blueprint-nya saja dan aku meninggalkan catatan-catatan ayahku di rumah," Michael merana, dia ingin membenturkan kepalanya ke sesuatu. "Aku bodoh sekali."

"Kau baru sadar?"

Kedua alis Michael menukik satu sama lain dengan kesal dan Michael menggembungkan kedua pipi, kemudian harapannya menjadi kenyataan; dia tak sengaja membenturkan kepala dengan punggung besi Ennard.

Sesaat Michael ingin memprotes, tapi ternyata Ennard sedang melihat blueprint yang dia buat.

Ennard menoleh padanya, Michael berjengit—Ennard melakukan itu dengan sangat cepat, hanya beberapa detik setelah animatronik tersebut membaca blueprint itu. "Apa kau benar-benar anak dari William Afton?" Nada suara Ennard terdengar tidak percaya dan kecewa sekaligus.

"Hei—apa-apaan suaramu itu?!" Michael menggertakkan gigi lantaran kesal, merasa sangat tersinggung. "Aku ya aku, ayahku ya ayahku, aku bukan dia dan dia bukan aku. Kami berbeda."

"Benar, dia tidak mungkin sebodoh kau. Apa dia memungutmu dari jalanan? Sepertinya."

Ujung mata Michael berkedut. "Kurang ajar."

Michael mengerutkan dahi begitu Ennard duduk di lantai—tentu saja sofanya akan tambah rusak jika dia duduk di sana—sementara kabelnya bergerak mengambil pena yang disimpan di saku jaket Michael.

Ennard melirik ke arahnya. "Duduk."

Dengan sangat enggan, Michael menuruti apa yang Ennard katakan—duduk di hadapan sang animatronik. Michael memperhatikan apa yang sedang Ennard lakukan; mencoreti blueprint itu dengan cepat, bahkan memenuhi halaman. Michael ingin memprotes, tapi Ennard berbicara terlebih dahulu.

"Kau menyusunnya dengan salah di beberapa bagian, karena itu kau terus gagal. Jika kau ingin membuat kerangka endoskeleton, mulai dari langkah ini."

Michael terperangah, langsung memperhatikan Ennard yang membuat gambaran kasar serta catatan-catatan kecil, dan Ennard terus berbicara. Michael tak ingin melewatkan kesempatan dan segera mengambil buku catatan untuk menambahkan hal-hal penting yang Ennard sampaikan.

Hari itu Ennard membantunya memperbaiki blueprint yang dia buat hingga selesai.

The BondWhere stories live. Discover now