Ch 10 [IND]

2.8K 46 11
                                    

"Bold."/"Bold." : animatronik yang berbicara/di dalam pikiran

"Normal."/"Normal." : manusia yang berbicara/di dalam pikiran

=o^o=

Sialan.

Michael menendang kerikil kuat-kuat, kesal melanda lantaran tempat pertama dia untuk melamar pekerjaan ternyata hanyalah omong kosong belaka. Orang-orang brengsek, pemberi harapan palsu! Bajingan! Michael merutuk mati-matian dalam hati.

"Huh, bahkan sial pada percobaan pertama."

"Tutup mulutmu, Ennard."

"Tertutup kok."

Afton itu mengerang sebal, menarik surai cokelatnya frustrasi tanpa peduli orang-orang memandang aneh ke arahnya. Lantas dia menenangkan diri, masih ada satu atau dua tempat lagi yang harus dikunjungi jadi seharusnya dia baik-baik saja.

Setidaknya untuk saat ini.

Dia akan kembali mencari lowongan pekerjaan yang masih luang jika hari ini ternyata berakhir sia-sia, Michael menghembuskan napas lelah.

Michael melangkah agak terburu-buru, dia ingin segera melamar pekerjaan lalu bekerja, dan mendapat gajian—dia tidak sabar untuk melanjutkan endoskeleton tersebut. Namun, karena keterbatasannya alat, Michael akan merakit bagian-bagian lain terlebih dahulu (tanpa Ennard mengganggunya).

Mengecek map di tangan, Michael dapat melihat bahwa tempat yang membuka lowongan pekerjaan telah tak jauh lagi, maka Michael berlari—Ennard sebenarnya tak suka ketika dia sedang berlari tapi siapa yang peduli?

Senyum Michael merekah selama beberapa detik hanya untuk memudar dalam kedipan mata; tempat tersebut tutup.

"Tutup? Sayang sekali."

"Diamlah."

Michael ingin meledak—baiklah itu terdengar sangat dramatis. Kenapa sih, gerutu Michael dalam hati. Mengusap kepala belakangnya pelan, dia mengambil napas dalam dan menghembuskannya pelan. Tidak boleh patah semangat, masih ada satu tempat yang tersisa.

"Ayo menyerah."

"Aku bilang diamlah."

Tempat terakhir adalah sebuah kafe. Michael tak masalah melayani pelanggan dan mencatat pesanan, atau menjadi kasir lantaran bagian dapur bukanlah keahliannya. Dia hanya berharap untuk lolos wawancara dengan mulus dan tanpa hambatan sama sekali. Michael berdoa dalam hati.

Jalan menuju kafe tersebut sedikit janggal, Michael tak mengerti mengapa dia harus melalui sebuah gang sempit nan pengap terlebih dahulu.

Atau mungkin dirinya salah mengambil jalan.

Michael merasakan hawa-hawa tak mengenakkan, dia melangkah lebih cepat seraya menengok ke belakang beberapa kali untuk memastikan sesuatu tidak mengikutinya. Dia dapat mendengar Ennard mengatainya pecundang dalam pikiran.

"Hei, Penakut, lihat-lihat."

"Duh apa sih mau—"

Seharusnya Michael mendengarkan perkataan Ennard. Menabrak dinding itu sama sekali tidak mengasyikkan.

Gelak tawa Ennard terdengar sangat puas.

Brengsek.

Michael mengerang sakit mengusap dahinya dan bersumpah serapah tanpa henti dalam hati. Sensasi berdenyut-denyut menyakiti kepalanya, dilengkapi dengan suara Ennard yang menertawakan dirinya terdengar sangat mengesalkan.

The BondWhere stories live. Discover now