Ch 47 [IND]

1.6K 27 1
                                    

"Bold."/"Bold italic." : animatronik yang berbicara/di dalam pikiran

"Normal."/"Normal italic." : manusia yang berbicara/di dalam pikiran

=o^o=

Mata biru itu memandang ke penjuru arah. "Jadi di sini kau bekerja?"

"Ya, dan bisakah kau mengembalikan tubuhku?"

"Tidak," Ennard menjawab, memakai badan Michael yang dia ambil alih dia pun melangkah menuju ke arah rak yang masih setengah terisi dengan cairan pewangi untuk lantai, di dekat rak ada satu kardus berisi pewangi tersebut.

"Kau mau menggantikanku bekerja? Kalau iya tata saja itu di rak depan kita." Ennard dapat membayangkan cengiran Michael setelah mengatakan hal itu.

"Tidak." Masih dengan jawaban singkat yang sama dari Ennard.

"Kau akan membuatku dipecat."

"Sama-sama."

"Kau masih menyebalkan."

"Kau butuh cermin, nih."

Ennard mendengkus kecil seraya mengambil sebuah cermin di rak sebelah dan berkaca—wajah Michael terpantul di cermin, Ennard memandang refleksi si sulung Afton itu dengan seksama. Mata Michael bulat, hidungnya sedikit pesek dan bibirnya tipis, garis rahang Michael tidak terlalu tajam hingga terkesan agak bulat, membuatnya seperti orang yang tak bisa bersikap tegas alias polos. Mudah dikelabui.

"Aku tahu aku tampan, berhenti bercermin atau kau akan terjatuh pada pesonaku."

Seketika Ennard mengerutkan dahi. "Kau percaya diri sekali."

"Apa? Memang benar kok, kalau aku tampan."

"Siapa yang membohongimu?"

"Sembarangan."

Michael merengut di dalam pikiran, Ennard tidak terlalu memikirkan hal tersebut dan kembali bercermin, memperhatikan bentuk wajah Michael lagi. Jika dilihat lebih lama, entah kenapa Michael terlihat menggemaskan, namun juga menjengkelkan. Walau begitu ada hal yang membuat fokus Ennard sedikit terganggu.

Ennard menggerakkan tangan, kemudian menyentuh sisi wajah Michael—dia mengangkat kedua alisnya. "Chubby."

"I beg your pardon?" Michael langsung menyahut dengan nada tidak terima. "Aku tidak gemuk!"

"Tapi pipimu tembam." Ennard menjawab, masih menyentuh sisi wajah Michael.

"Berhenti menyentuh pipiku!"

"Empuk."

"Kau mengejek?"

Ennard tidak menjawab selama beberapa saat, malahan mengerjap. Dia menarik tangannya dari wajah dan bercermin lagi—apa yang baru dia katakan memang benar. Dia tidak tahu kenapa Michael masih memiliki fisik seolah-olah dia bukan mayat hidup. Kulitnya halus, dan pipinya menyenangkan untuk disentuh. Ennard langsung membuat ekspresi yang seakan-akan dia ngeri dengan pikirannya tadi.

Tepukan dari belakang di bahunya membuatnya terkesiap.

"Kenapa bengong, Mike?" Lucy bertanya sembari menelengkan kepalanya ke samping.

"Tidak ada." Michael tersenyum gugup sembari meletakkan cermin tersebut. "Hanya mengagumi ketampananku," dia melanjutkan dengan bangga.

Lucy mengangkat kedua alisnya ke atas mendengar itu, lantas tergelak. "Kau? Tampan?" tawanya. "Kau lebih ke manis, Michael." Lucy terkikik, Michael cemberut mendengar perkataan gadis tersebut.

"Jadi dia yang membohongimu."

"Diamlah."

"Kalau begitu aku akan memberitahumu kebenarannya, kau jelek."

"Kapan-kapan mari beli cermin yang lebih besar untukmu."

"Michael!"

Michael mengerjap kaget lantaran Lucy menjentikkan jarinya keras-keras tepat di depan hadapannya. Dia memandang Lucy kikuk sementara Lucy berkacak pinggang. "Maaf," ringis Michael, Ennard selalu mengganggu perhatiannya.

Lucy menggeleng pelan. "Ayo, kembali bekerja sekarang."

The BondWhere stories live. Discover now