Ch 31 [IND]

1.9K 34 1
                                    

"Bold."/"Bold italic." : animatronik yang berbicara/di dalam pikiran

"Normal."/"Normal italic." : manusia yang berbicara/di dalam pikiran

=o^o=

Dia terbangun oleh mimpi buruk lagi, dan hal pertama yang dia lihat adalah Ennard siap dengan segelas air untuk menyiramnya.

"Apa yang kau lakukan?" Michael bertanya penuh sensi, dahinya mengerut dalam memandang Ennard yang berdiri di samping ranjang sembari memegang segelas air, terlihat jelas bahwa Michael merasa tersinggung.

"Siapa tahu kau meracau bak kesurupan lagi."

"Kurang ajar."

Ennard mendengkus kecil dan menaruh gelas tersebut di meja dekatnya, lantas melangkah melewati ranjang untuk mencapai jendela sebelum membuka tirai lebar-lebar. Bukan pancaran sinar matahari, namun temaram cahaya bulan mengenai penglihatan Michael. Ennard membalikkan badan, cahaya bulan seakan menyinari animatronik tersebut.

Bukan sinar yang menyilaukan, namun menenangkan.

Michael terperangah sebentar.

"Kenapa kau terjaga tengah malam begini?" Akhirnya Michael kembali bertanya, dia bingung mengapa Ennard tidak nonaktif di larut malam, biasanya Ennard akan mengisi daya. "Tidak bisa tidur?"

Alis Ennard bertautan satu sama lain. "I am an animatronic, I need no sleep."

"You do need to recharge your energy, though."

Itu benar.

Michael menunjukkan ekspresi kemenangan lantaran dia tahu perkataannya barusan tepat sasaran untuk Ennard, dan Ennard memutar bola matanya malas. Ennard tidak berbicara selama beberapa saat lantaran dia menyusuri ruangan dan berhenti di meja kerja yang berlainan dengan meja tempat dia menaruh gelas tersebut. Meja kerja itu terletak di pojok ruangan.

"Memeriksa kembali blueprint-mu."

"Pada jam satu pagi?"

"Benar."

Kening Michael mengerut. "Kau aneh sekali," tanggapnya bingung, Ennard menggendikkan bahu. "Apa kau beralih menjadi nokturnal sekarang?"

"Jaga mulutmu." Ennard melemparnya dengan kertas yang diremas menjadi bola dan tepat mengenai dahinya.

"Hei!" protes Michael kesal, mengelus dahinya yang terkena lemparan bola kertas tersebut. Dia mencoba untuk melempar kembali bola kertas itu, namun kabel Ennard menangkapnya dengan mudah bahkan tanpa melihat ke arahnya. Michael menggerutu.

"Katakan padaku tentang mimpi burukmu."

Michael mengangkat pandangannya mendengar ucapan Ennard yang mendadak. Tatapannya terpaku pada animatronik tersebut seketika, Ennard memicingkan mata. "Untuk apa?" ketus Michael, dia memalingkan wajah dan menggigit bibir bawahnya. Michael menurunkan kedua kaki dari ranjang dan duduk di pinggir ranjang, membelakangi Ennard. "Kau takkan peduli dan hanya akan mengejekku."

Suasananya lengang, Ennard tidak membalas perkataannya dan Michael menggeram—tahu bahwa apa yang baru saja dia katakan kemungkinan besar benar. Si sulung Afton itu mengambil napas dalam, kemudian membuangnya perlahan, kedua alisnya mulai bertautan.

Dia tahu Ennard masih ada di sana, tidak nonaktif maupun meninggalkannya sendiri. Seakan-akan menunggu jawaban, atau tak mempersalahkan jika dia tidak menceritakannya sama sekali.

Michael tidak tahu yang mana, tapi dia membuka mulutnya.

"Aku ... melihat adikku." Pandangan mata Michael meredup, mimpi itu selalu sama; dia berada di ruangan putih kosong berhadapan dengan sang adik yang tak berkata apa-apa namun menunjukkan ekspresi kecewa. "Beberapa hari ini dia singgah terus di mimpiku, menghantuiku, mungkin," Michael berujar miris. "Dia nampak kecewa, tapi aku benar-benar mengerti alasannya mengapa. Kurasa pertengkaranku dengan Mark beberapa minggu lalu membuatku selalu teringat padanya. Aku ... sangat bersalah."

The BondWhere stories live. Discover now