Ch 17 [IND]

2.5K 38 3
                                    

"Bold."/"Bold italic." : animatronik yang berbicara/di dalam pikiran

"Normal."/"Normal italic." : manusia yang berbicara/di dalam pikiran

=o^o=

Michael meletakkan kedua telapak tangan di pinggang dan menarik napas dalam sembari memandang penjuru ruangan yang nampak bersih. Dia baru saja selesai membersihkan apartemen milik Mark sementara Mark bekerja seperti biasa. Michael cukup puas dengan hasil pekerjaannya, mengingat dia jarang untuk membersihkan rumahnya sendiri.

"Wow, bukankah ironis kau mau menjadi pembantu tanpa bayaran di rumah orang sedangkan membiarkan rumahmu sendiri seperti kapal pecah?"

"Kau benar," Michael menjawab dengan blak-blakan. "Ironis, ya. Tapi setidaknya hanya ini yang dapat kulakukan untuk mengganti kebaikan Mark karena telah membiarkanku tinggal di sini." Michael mengangguk-angguk sendiri setelah melanjutkan perkataannya.

"Ya, ya. Dasar tak tahu berterimakasih. Kau anggap aku apa di rumahmu?"

"Robot pembantu tidak perlu dibayar."

"Bajingan."

Michael mengangkat kedua bahunya tak acuh dan segera menaruh alat kebersihan di tempat semula dia mengambilnya. Kini tinggal menunggu Mark pulang lalu berdusta kembali jikalau dia telah makan. Beruntungnya Mark tidak pernah mempertanyakan lebih lanjut mengenai itu ataupun mengajaknya makan bersama.

Afton sulung itu kemudian mengerling ke arah jam tangannya. "Sebentar lagi dia harusnya tiba dari kerja," gumam Michael pelan.

"Atau mungkin sekarang."

Tepat setelah itu Michael memalingkan wajah mendengar suara pintu yang terbuka, kemudian Mark masuk dengan seragamnya dan menyadari Michael memandang tepat ke arah pintu depan, Mark melempar senyuman kecil sembari melepas ikatan tali sepatu.

"Apa yang kau lakukan, Mike?" Mark bertanya penasaran, mengangkat sebelah alis pada Michael seraya menaruh jas cokelat yang dia kenakan di gantungan baju.

Michael mengerjap. "Tidak ada—hanya menunggumu pulang," dia menjawab, kembali mengangkat kedua bahunya.

Pria di depannya membulatkan mulut tanda mengerti. "Kau membersihkan apartemenku? Terakhir kulihat, apartemenku tidak serapi ini." Mark mengedarkan pandangan ke penjuru flat, dan Michael nyengir.

"Aku tidak ada kegiatan lain, jadi kenapa tidak sekalian membantumu sementara aku tinggal di sini hingga beberapa hari lagi?"

"Manis sekali. Thank you," Mark berkata, menepuk bahu Michael sebelum melangkah menuju kamar mandi untuk berbenah.

Michael memperhatikannya hingga pintu kamar mandi benar-benar tertutup, lantas berbisik pelan. "Bagaimana kau bisa tahu dia akan tiba lebih cepat?" Michael jelas-jelas bertanya pada Ennard.

"Pendengaran pada animatronik berbeda dengan milik manusia. Aku dibangun dengan sisa-sisa material semua animatronik CBPW yang lain ketika tempat itu masih menjadi kontruksi."

"Memiliki pendengaran yang sama seperti Ballora, huh?" Michael menanggap kecil. "Menarik. Apa kau juga punya anger issues milik Funtime Freddy?"

"Haha, lucu sekali."

"Siapa tahu kau punya." Michael menahan tawa.

"Kau tidak salah."

Tiba-tiba Michael merinding seketika dan bergidik, Ennard telah cukup menyeramkan dan dia tidak perlu candaan sematanya berubah menjadi realita.

Untungnya Ennard mendengkus geli setelah itu.

"Kau punya selera humor ternyata," ujar Michael sweatdrop.

"Bukan salahku selera humor milikmu lebih rendahan daripada milikku."

"Dasar kau—"

"Hei, Mike, mau titip sesuatu?"

Michael menoleh pada Mark yang keluar dari kamar mandi, lantas mengerutkan dahi—biasanya Mark akan mengenakan pakaian yang lebih santai dan nyaman dikenakan, tapi hari ini pria itu malah nampak lebih rapi bahkan dari saat dia pergi bekerja.

Si Afton melipat tangan di depan dada. "Kau akan pergi lagi?" dia bertanya penasaran.

Mark mengangguk, memasang arloji di pergelangan tangan sebelah kirinya sebelum merapikan rambut hitam miliknya sembari berkaca pada cermin yang digantung di samping pintu kamar mandi. "Sebenarnya aku kembali untuk mengecek keadaanmu sebentar dan bersiap-siap lagi karena aku ada ... yah," Mark menggantungkan perkataannya dan tersenyum gugup.

"Apa?" Michael menelengkan kepalanya, kedua alis terangkat. "Kau ada kencan?" tanyanya iseng, mematri sebuah senyuman jail.

Namun, senyumnya luntur melihat pipi Mark merona samar.

"Ya, ya," balas Mark salah tingkah, mengusap tengkuknya pelan. Entah ini akan berakhir canggung mengingat mereka pernah berpacaran atau berakhir ejekan mengingat mereka dulu adalah sahabat dekat.

"Oh." Adalah kata pertama yang Michael keluarkan setelah terdiam beberapa saat. "Oh, well, good luck." Michael menggendikkan bahunya dan tersenyum simpul pada Mark. "Juga, tidak perlu mengkhawatirkanku, kau bisa membawakanku satu stok es krim."

Banyolan Michael setidaknya mencairkan suasana di antara mereka.

Mark terkekeh pelan. "See you around, Mike," pamitnya seraya melangkah melewati Michael dan menepuk pucuk kepala Michael sebentar.

Michael memperhatikan Mark hingga Mark benar-benar menutup pintu apartemen, lalu membuang napas dan—entah sudah berapa kali dia menggendikkan kedua bahunya hari ini. Mengetahui Mark memiliki seseorang yang baru itu meninggalkan sesuatu di dalam diri Michael. Bukannya dia tidak suka dengan fakta bahwa Mark telah menemukan pacar lagi, atau hanya dia saja yang merasa galau karena dia belum menemukan kekasih baru hingga saat ini.

Yah, Michael tidak peduli dengan hubungan romansa untuk sekarang.

"Kau cemburu pada pacar baru mantanmu itu?"

Dahi Michael mengerut dalam mendengar pertanyaan Ennard. "Yang benar saja," gerutunya pelan. "Tentu tidak. Kau bodoh? Aku telah move on darinya bahkan sejak sembilan atau sepuluh tahun yang lalu. Bertemu dengannya lagi setelah bertahun-tahun tidak membuatku kembali menyukainya."

"Aku hanya bertanya."

"Pertanyaanmu mengesalkan." Michael menggembungkan kedua pipinya, kemudian duduk di sofa dan menyenderkan punggung ke kepala sofa, lantas mengadah ke langit-langit apartemen. "Lagipula ... aku tidak sebodoh itu untuk kembali menyukai orang yang meninggalkanku begitu saja setelah apa yang kami lalui bersama."

Keadaan menjadi lengang selama lima menit setelah Michael mengatakan hal tersebut. Ennard tidak menanggap apa-apa, dan Michael tahu animatronik tersebut tidak mungkin nonaktif, dia mendengarkan.

Jadi Michael melanjutkan. "Adikku. Kami sering menjailinya, menakutinya hingga membuatnya menangis—"

"Kakak yang buruk."

"Tidak perlu memberitahu hal yang sudah kutahu," Michael membalas kesal, tapi kedua alisnya saling bertautan dan ujung matanya berkedut sebentar. "Evan mendapatkan semua yang tidak aku miliki dan aku merasa ... kesal. 'Ini tidak adil', pikirku dulu. Jadi aku," Michael meneguk ludah sebelum melanjutkan ucapannya. "Jadi aku melampiaskan kemarahanku pada Evan ...."

Pening mendadak menyerang kepala Michael, dia menggertakkan gigi kuat-kuat menahan rasa sakit begitu memori masa lalu nan kelam terbuka kembali. "Teman-temanku juga ikut menakutinya, termasuk Mark. Lalu setelah insiden itu, semuanya pergi begitu saja."

Keadaan ruangan kembali lengang, sunyi menguasai dan atmosfer terasa tak menyenangkan, kelam.

"Masa lalu terkadang harus dicampakkan."

Michael merapatkan garis bibir mendengar balasan Ennard, dia ingin membuka mulut lalu menjawab sang animatronik. Namun, Ennard telah menonaktifkan diri terlebih dahulu sebelum dia sempat melakukannya.

The BondWhere stories live. Discover now