Ch 3 [IND]

4K 49 8
                                    

"Bold." : animatronik yang berbicara

"Biasa." : manusia yang berbicara

=o^o=

"Di mana kau menyembunyikannya?"

Michael mengangkat kedua alis ke atas mendengar pertanyaan Ennard lebih seperti menuduhnya, dia mengalihkan pandangan dari sang animatronik dan kembali fokus ke ponsel di tangan. Bahu yang terangkat adalah jawaban Michael untuk animatronik tersebut.

"Aku tahu kau yang melakukannya, Afton," Ennard kembali berkata, setengah menggeram melihat Michael dengan sengaja mengabaikannya.

"Hei!"

Afton tersebut memprotes saat Ennard merampas ponsel miliknya, mengangkat benda berbaterai tersebut tinggi-tinggi dengan kabel hingga Michael tak dapat menjangkaunya walau dia telah berjinjit semaksimal mungkin. "Kembalikan," Michael memerintah, menggertakkan gigi—masih mencoba meraih lagi ponsel itu, kali ini melompat-lompat kecil.

Ennard menggeleng pelan. "Tidak sampai kau mengaku, Benedict."

Michael mendecih, berkacak pinggang. "Afton atau Benedict? Labil sekali."

"Jangan membelokkan topik!"

Kekehan terdengar dari Michael, dia melipat tangan di belakang kepala sebagai bantalan dan mendongak ke atas guna memandang langsung wajah Ennard yang—well, hanya berupa endoskeleton tanpa topeng dan memperlihatkan kabel-kabel di bagian kepalanya. "Kau terlihat keren kok," ujar Michael santai, tak peduli Ennard nampak akan mencekiknya sebentar lagi. "Beneran. Keren dan seram."

"Oh seandainya kau tahu betapa aku ingin memelintirmu hingga tulang-tulangmu patah," Ennard mendesis marah, Michael sama sekali tidak gentar. "Just. Tell. Me."

"Berikan ponselku lebih dulu," Michael membalas, telapak tangannya terbuka di depan Ennard, mengisyaratkan agar Ennard mengembalikan handphone itu sekarang juga. "Maka aku akan memberitahumu, meski aku tidak mengerti kenapa kau menuduhku."

Ennard nyaris menggerung marah. "Pakai otakmu, Afton. Hanya ada kita berdua di rumah ini dan jikapun ada pencuri, tak ada gunanya dia mengambil topengku saat aku nonaktif dan mengabaikan barang-barang lain!" Ennard facepalm, tidak mengerti lagi dengan tingkah orang yang dia bunuh. "Kau benar-benar tolol."

"No need to be rude like that," Michael merengut. "Aku akan memberitahumu setelah ponsel kesayanganku berada di genggamanku lagi," Michael berkata, masih membuka telapak tangannya. "Ponsel itu mahal, cepat kembalikan maka kau akan mendapat topengmu lagi. Sini."

"Kau pikir aku akan masuk ke dalam jebakan murahan seperti itu?"

"Kau mau topengmu atau tidak?"

"Katakan lebih dulu di mana topengku," jawab Ennard, makin meninggikan posisi ponsel itu dari Michael yang kembali mencoba merampasnya lagi. "Tidak sepertimu, aku akan mengembalikan ini setelah kau mengatakannya padaku."

Michael memutar bola mata. "Kau akan mengembalikannya seusai membantingnya."

"Kemungkinan besar, ya."

"Cepat kembalikan saja dan aku akan mengembalikan topengmu!" Michael berkata marah, kesabarannya ikut menipis. Mereka berdua sama-sama keras kepala.

Ennard mendengkus. "Katakan."

"Kembalikan." Michael menatap tajam Ennard, tetapi matanya membulat ketika kabel yang digunakan Ennard makin mengeratkan lilitan ke ponselnya. "Kau akan merusaknya!" seru Michael, dia melompat untuk merebut kembali ponselnya. Tetap saja gagal.

"Karena kau ingin aku menggunakan cara keras," Ennard balik berseru. "Katakan saja lebih dulu!"

Kali ini Michael yang menggeram, dia memandang Ennard lekat-lekat dengan ujung mata berkedut marah dan gigi yang saling bergemelatuk. Afton tersebut bergeming, seolah sedang memikirkan sesuatu. Selama beberapa menit dia terdiam, Ennard masih menunggu.

Dan Michael segera melompat ke atas sofa, melompat lagi ke kepala sofa dan melempar dirinya sendiri ke arah Ennard, membuat Ennard terkejut. Mereka berdua oleng selama sekian detik, Michael mencengkram pundak Ennard dan menaikkan diri ke atas, tangannya terjulur meraih ponsel itu, dia pun melompat lagi ke belakang Ennard dan berguling ke depan untuk mendapat pendaratan yang tidak menyakitkan.

"Hah! Kau takkan pernah tahu apa yang dapat aku lakukan!" Michael berkata penuh kesombongan, Ennard menoleh padanya dengan geraman murka yang terdengar keras. "Satu untukku, kosong untukkmu, Ennard," lanjut Michael seraya menggoyangkan ponselnya di depan Ennard dan menyeringai tipis. "Kosong lagi untukmu karena aku takkan memberitahumu!"

"Afton!"

Tak mempedulikan seruan Ennard, Michael segera berlari keluar dari rumahnya lantaran dia tahu Ennard takkan mengejarnya jika dia berada di luar rumah. Michael hanya tertawa puas dalam hati memikirkan Ennard pasti akan melemparkan banyak sumpah serapah kepada dirinya setelah Ennard menemukan topengnya.

Itu pun jika Ennard menemukannya.

The BondWhere stories live. Discover now