Ch 2 [IND]

4.4K 54 10
                                    

"Bold." : animatronik yang berbicara

"Biasa." : manusia yang berbicara

=o^o=

Michael sedang mencoba membersihkan ruangan tak terpakai di rumahnya hari ini, daripada telinganya jemu mendengar Ennard terus-menerus mengungkit betapa kotor beberapa bagian dalam rumah dan berakhir membuatnya berpikir apakah dia memang semalas itu. Dia memutar kenop pintu setelah membuka kuncinya, lantas segera mencari saklar agar lampu menyala menerangi ruang nan gelap tersebut.

"Ugh, dia benar," Michael bergumam seraya mengibaskan tangan di depan wajah menghirup aroma bedebu ruangan tersebut setelah dia mengerutkan dahi menemukan ruangan itu ternyata memang berantakan. "Wajar sih, rumah lama," lanjut Michael pelan, mengusap dinding kayu tua yang bernoda kusam.

Rumah lama keluarganya.

Meski banyak kenangan pahit bagi Michael di sini, mau tak mau dia harus tinggal di sana hingga memiliki cukup uang untuk membeli rumahnya sendiri. Tak ada pilihan lain.

"Huft, oke," Michael melemaskan jemari tangannya, bersiap untuk bertempur dengan alat kebersihan.

Yah, sampai netra ungunya menangkap sesuatu di langit-langit.

Michael melotot tak percaya mendapati kerusakan parah di sudut langit-langit ruangan tersebut.

Parah, benar-benar parah.

Seolah ada sesuatu jatuh dari atas dan menembus hingga ke bawah, menimbulkan lubang besar di langit-langit. Dia mendekat perlahan, menolak untuk percaya bahkan setelah melihat adanya dampak samar di lantai. Tidak mungkin ada pencuri menyusup ke dalam rumahnya mengingat Michael jarang tidur di malam hari. Kalaupun ada, Michael mengkhawatirkan pinggang pencuri itu karena terjatuh dari langit-langit hingga menimbulkan bekas di lantai.

Hanya ada satu pelaku.

"Ennard!" seru Michael kesal, nyaris menghentak-hentakkan kaki jika saja dia lupa bahwa itu dapat menambah kerusakan di lantai dan dia tak ingin mendapatkan kerugian lain. "Freaking pile of wires! Come here you little shit!" Dan segala umpatan lain yang keluar dari mulut sang Afton sulung.

Hanya hening sebagai jawaban, tapi Michael tahu tak lama lagi si sialan itu akan datang. Telah terdengar Langkah kaki samar.

Sosok Ennard muncul dari luar ruangan dan Michael segera berbalik ke arahnya dengan tatapan menuntut. "I'm not little, Afton," Ennard membalas setelah beberapa menit, hanya bergeming di tengah pintu dan menyender ke kusen. Jika bisa dikatakan kabel-kabel di wajahnya membentuk seringai tipis. "Kurasa kau menemukan hadiahku untukmu."

"Why you—fucking robot!" Michael menoleh, rautnya memurka dan dia meletakkan tangan di pinggang. "Kenapa kau merusak langit-langit rumahku?!"

Ennard mengangkat bahu dengan tak acuh. "Aku menyalahkan kerapuhan langit-langit rumahmu."

"But—that's—ARGH!"

Lelaki itu mengacak surai rambutnya penuh frustasi, Ennard memalingkan pandangan dari Michael ke arah langit-langit. "Lubang yang indah," Ennard berkata dengan nada sok terkagum. "Seindah lubang di perutmu, kau tahu?"

"Stop messing around!" Michael membentak, kemudian mencoba mengambil napas dalam sebelum memijit pangkal hidung lelah. "Dari mana aku mendapatkan uang untuk memperbaiki ini nanti?" dia bertanya, lebih kepada dirinya sendiri lantaran dia tahu Ennard takkan membantu sama sekali.

"Temukan lagi organ-organmu di tempat rental itu lalu jual benda menjijikkan tersebut ke pasar gelap. Dan kau dapat uang!"

"Saran bagus, clown face." Michael melempar tatapan datar pada Ennard, menggeram marah selama beberapa saat dan kembali memandang lesu langit-langit tersebut. "Aku yakin kau telah membuang organ dalamku ke pembuangan sampah."

Animatronik tersebut melebarkan mata robotiknya sebentar, lalu sedikit menelengkan kepala ke samping—kebingungan. "Bagaimana bisa kau tahu itu?" Ennard memandang lurus Michael yang kini tak mau susah payah balik menatap. "Oh, aku memakai tubuhmu saat melakukannya, by the way."

"Katakan padaku kapan kau akan berhenti bersikap mengesalkan seperti ini."

"Kapan-kapan."

"Kau harus membantuku memperbaikinya," Michael berujar, akhirnya mencoba untuk tidak terpancing emosinya lagi dan memulai pertengkaran lain dengan Ennard. "Kau tak bisa berkata tidak karena aku bisa membuang persediaan soda bodohmu dari kulkas ke gorong-gorong."

Nampak Ennard tersinggung dengan balasan Michael. "Throw my soda and you will see the scooping room again, I dare you."

"Tsk, maniak," Michael mengejek pelan, walau mencoba untuk tak gentar mendengar 'scooping room'. "And I thought you're obsessed to those fucking butter."

"It's only a side dish."

Michael memandangnya dengan dahi mengerut sebentar. "Sekarang katakan padaku bagaimana agar ini kembali seperti semula?" Michael menunjuk bekas runtuh langit-langit, masih menatap ke arah Ennard—ekspresinya terlihat begitu jengkel dan serius di satu waktu.

Ennard pura-pura berpikir, lantas menggendikkan kedua bahu. "Rumahmu, masalahmu," Balasnya santai.

Sedikit lagi Michael akan kehilangan kesabaran. "Kupikir kau peduli pada rumahku?" dia bertanya dengan ujung mata yang berkedut.

"Peduli dan kasihan adalah dua hal yang berbeda, Afton," Ennard melambai-lambaikan tangan dan menatap Michael dengan tatapan 'kau-bodoh-sekali'. "Sampai jumpa." Lantas animatronik tersebut melenggang pergi, megenyahkan segala seruan dan umpatan Michael.

"Ennard—kembali kemari!"

The BondWhere stories live. Discover now