09. Thinking

2K 348 84
                                    

Berbagai cara telah dia coba untuk membalas Suzuki Ayano. Namun, apa pun yang dilakukan Arashi, tak ada satu pun yang berhasil sesuai kehendaknya. 

Saat Ayano ke toilet, Arashi menukarkan tanda toilet pria dengan toilet wanita agar dia salah masuk toilet. Tapi, saat itu toilet sedang kosong dan Ayano tidak menyadari kalau telah memasuki toilet pria. Padahal di toilet pria ada toilet berdiri yang tidak ada di toilet satunya, dan Ayano tetap tidak menyadarinya.

Saat Ayano kembali dari toilet, Arashi menetesi cairan kemerahan di kursi agar membekas di roknya. Tapi, Ayano menyadari tetesan itu dan menyapunya dengan tisu sebelum kembali duduk.

Apa pun yang dilakukan Arashi, tidak ada yang berhasil membuat Ayano mempermalukan dirinya sendiri. Dan itu membuat Arashi tambah kesal. Alisnya menekuk tajam di tengah-tengah pelajaran, menarik perhatian pengajar di depan.

"Kagetora-san, apa yang kau pikirkan dengan wajah serius begitu?" tanya sang guru.

"Berisik, bukan urusanmu, biarkan aku berpikir sendiri," jawab Arashi segera tanpa memandang balik lawan bicaranya.

"Hah? Apa-apaan sikapmu itu pada seorang guru?! Kau mulai melonjak yah?!" Merasa ditanggapi dengan tidak baik, guru itu membentak sambil menghentak meja.

"Cih." Kali ini Arashi balas menatap sang guru. Matanya sangat dingin dan mengeluarkan aura tidak bersahabat. Arashi pun mengambil smartphone-nya, memainkan jemari di layar, dan bunyi notifikasi email masuk pun terdengar dari saku celana sang guru.

Subjek email: Jika tidak ingin foto ini tersebar, abaikan aku!

Begitulah yang tertulis di sana, dilampiri sebuah foto yang membuat guru itu membiru tak bersuara.

"Ba-baiklah, mari kita lanjutkan pelajaran. Kita biarkan Kagetora-san berpikir sendiri dan jangan mengganggunya," ucap guru itu dengan sebiji jagung keringat dingin.

Email apa yang dikirimkannya?

Batin seisi kelas kebingungan dengan tatapan awkward.

NEXT >>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now