39. Neighbor [5]

1.3K 251 121
                                    

Terlahir dengan tubuh mungil, kaki pendek, dan bulu yang lembut, setiap kali Neko berjalan di depan orang lain, tidak ada satu pun dari mereka yang tidak berhenti untuk mengelusnya atau sekedar menyapa. Berdasarkan ingatannya selama ini, hanya wanita itulah yang berteriak ketakutan dan menjauhinya. 

Hampir semua pendekatan telah Neko coba, tapi tidak ada yang berhasil. Karenanya pada malam itu Neko melakukan suatu hal nekat. Neko akan menyusup ke kamar Emi.

Jika dia tidak dapat menarik perhatian Emi dengan cara yang biasa, Neko harus berusaha untuk mengenal lebih jauh tentang Akiyama Emi tersebut. Hobinya, hal yang dia sukai, hal yang dia anggap lucu, semua semuanya.

Lompat dari atap ke atap adalah pekerjaan yang sangat mudah bagi Neko. Turun ke beranda dan membuka jendela dengan mudahnya tanpa meninggalkan suara. Mengendap-endap, Neko pun  masuk perlahan ke dalam kamar gelap itu. Kebetulan Emi sedang tidak ada, memudahkan Neko untuk menggeledah kamar tersebut.

Kamarnya tergolong biasa, tidak ada yang mencolok, tidak juga terlihat kosong. Hal pertama yang Neko geledah adalah lemari Emi. Sebagian besar isinya masih kosong karena mungkin Emi belum sempat memindahkan semua pakaiannya.

Neko pun beralih ke rak buku di kamar itu, kemudian meneruskan pencarian ke atas meja. Tidak ada satu pun di tempat itu yang bisa menggambarkan orang seperti apakah Akiyama Emi. Semua barang yang dia punya terlalu biasa. Neko hampir menyerah sampai matanya tertuju pada laci di bawah meja.

Terkunci. Membuat Neko semakin semangat untuk melihat isi dari laci tersebut. Menggunakan kukunya Neko mengaih-ngaih lubang kunci, dan tak lama lubang kunci pun terputar. Dengan sangat girang Neko membuka isi lemari. Namun, setelah dia melihatnya, Neko membeku.

Selembar foto Arashi terdapat di laci tersebut. Dilihat dari sudut pengambilan gambar, Arashi tidak menyadari fotonya telah diambil.

"Semua berjalan lancar."

Suara Emi terdengar dari luar pintu kamar. Dengan sekejap Neko menutup kembali laci tersebut dan bersembunyi di dalam bayang-bayang kolong kasur.

Krieek

Pintu terbuka dan lampu kamar dinyalakan. Emi nampak tegang dan mengamat ke sekitarnya berkali-kali. Hampir saja satu dari sembilan nyawa Neko terbang pergi karena dia terlalu gugup.

"Ah, tidak apa, aku hanya merasa ada orang di kamarku, sepertinya aku salah kira," ujar Emi yang tengah berbicara melalui panggilan telepon.

[Jadi, kapan kau akan melakukan pergerakan selanjutnya?]

"Santai saja, jangan buru-buru, seperti yang informan katakan, dia sangat lemah berhadapan dengan wanita sepertiku."

[Sebaiknya kau jangan menganggap remeh dia]

"Tenang saja, aku pasti akan menghancurkan Kagetora Arashi sesuai keinginanmu," ucap Emi dengan tatapan dingin dan senyum keji.

Neko pun terperanjat kaget karena telah mendengarkan sebuah percakapan paling berbahaya di dunia. Insting binatangnya seketika menyuruh Neko untuk diam, karena jika ketahuan sekarang, dia tidak akan tau apa yang akan dialaminya.

NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now