62. Go Home

1K 173 69
                                    

Benang kusut telah diluruskan. Kesalahpahaman di antara mereka kini sudah terjelaskan. Namun, suasana canggung itu tetap saja masih terasa.

Diselimuti rasa bersalah dan gengsi yang tinggi, membuat baik Yumiko maupun Fubuki tidak tau harus bagaimana berhadapan dengan Arashi. Di lain sisi, Kaji tetap tenang seakan tidak bersalah apa-apa.

"Hmm, sepertinya liburan ini harus segera kita akhiri, aku akan menelpon jemputan," ucap Kaji yang memecah kesunyian. Namun, baru saja dia hendak berdiri, Arashi sudah memberikan tatapan mematikannya.

"Kau ingin membuat semua perjalananku ke sini menjadi sia-sia? Aku bahkan belum melihat para gadis ini mengenakan baju renangnya!" tunjuk Arashi ke arah Yumiko yang kebetulan ada Fubuki juga di sana.

"Arashi, untuk apa kau melihat ibumu sendiri dengan baju renang?" tanya Fubuki yang merasa ge er saat kena tunjuk juga.

"Hah? Aku bilang gadis, bukan ibu-ibu." Dan komentarnya itu sukses membuat Arashi kena hantaman kursi yang diayunkan Fubuki.

"Arashi, kalau kau hanya ingin melihat gadis dengan baju renang, kenapa tidak pergi ke pantai umum saja?" tanya Kaji.

Pertanyaan itu seketika menyadarkan Arashi kalau cara itu juga bisa dilakukan. Dia sempat bertanya-tanya dalam hatinya, kenapa dia tidak melakukan itu saja sejak awal?

"Baiklah, ayo kita segera pulang." Arashi pun bergegas bersiap untuk pulang.

Melihat Arashi yang berubah pikiran secepat itu membuat Fubuki dan Yumiko memikirkan hal yang sama. "Dasar cabul."

"Kita akan pulang sekarang?" tanya Ayano yang tiba-tiba datang entah dari mana.

"Kau sudah selesai berlari dari rasa malumu?" ejek Arashi.

"Umh, sudah selesai, sekarang aku tidak malu lagi, jadi kapan kita akan pulang?" Ayano yang padahal paling antusias untuk berlibur ke pulau pribadi itu kini justru kelihatannya yang paling antusias untuk pulang.

"Tunggu dulu, kita tidak bisa pulang sekarang, masih ada yang kurang," cegat Yumiko.

"Kau benar, rasanya ada yang kurang," tambah Ayano.

"Entah kenapa aku juga merasa ada yang hilang," ucap Fubuki sambil memegangi dagunya.

"Maksud kalian Neko?" tanya Arashi dan seketika itu juga semua berteriak mengiyakan.

"Benar juga, kita tidak bisa pulang begitu saja tanpa Neko. Jadi, kemana kucing kecil itu pergi?" Kaji pun mengedarkan pandangannya untuk menemukan siluet makhluk kecil berbulu itu.

"Nyaw!"

Seakan tau sedang dicari, Neko pun mengeong dari samping kaki Arashi.

"Loh, sejak kapan kau di sini?" tanya Arashi kaget.

"Nyaa nyaw nyaw." Neko menjawab sambil menggoyangkan buntutnya.

"Memang kau habis dari mana saja?" tanya Arashi lagi.

"Nyanyanyaw nyaw."

"Kagetora-sama." Suara yang lemas itu datang dari arah semak tempat Neko menunjuk. Dengan tampang compang-camping, Sudo mendekat ke kelompok Arashi dan lainnya.

"Hee, kau masih hidup yah, Kuwachi," komentar Arashi datar seakan benar-benar melupakan eksistensi Sudo di pulau ini. Sebenarnya bukan hanya Arashi yang melupakannya, Ayano dan Yumiko pun juga melupakan keberadaan orang ini.

"Tentu saja saya masih hidup, dan nama saya Sudo bukan Kuwachi." Sudo hanya bisa merengek berlinang air mata.


NEXT>>>

Bad Boy and His CatOn viuen les histories. Descobreix ara