32. The Bastard [2]

913 186 26
                                    

"Tunggu, apa yang kau lakukan? Lepaskan aku! Ini sudah lebih dari tindak asusila, sebenarnya app---hmppp." 

"Berisik, diamlah sebentar."

Arashi menyeret Yumiko pergi ke toilet pria dan kini membekap mulutnya di salah satu bilik toilet. Fisik Arashi memang tidak besar, tapi tenaganya sendiri saja cukup untuk membuat Yumiko tidak bisa bergerak maupun bersuara.

"Angkat kakimu dan jangan banyak bergerak!" ucap Arashi saat mendudukkannya di penutup toilet.

Segumpal air mata telah menumpuk di sudut matanya saat memikirkan hal buruk apa yang akan dialaminya di tempat tersebut. Perlahan tubuh Arashi makin mendekat dan salah satu lututnya telah naik di atas penutup toilet. Yumiko hanya bisa menutup mata akan kemungkinan terburuknya.

Brak!

Sampai saat suara degar pintu berbunyi, Yumiko membuka matanya kaget. Yang ada tepat di hadapannya adalah wajah Arashi yang memberi isyarat untuk tidak berisik.

"Oi babi, kemarin kau berani sekali mengabaikan kami hah?"

"Itu-itu bukan, anu, maksudku."

"Diam babi!" Dan sekali lagi bunyi degar terdengar dari pintu bilik tepat di sebelah Arashi dan Yumiko berada. Rasa gugup menjalar di tulang belakang Yumiko.

"Kalian berdua, jaga pintunya, jangan sampai ada yang masuk! Kau babi, ikut aku!"

Pria yang sedang naik pitam itu menarik paksa orang yang dia panggil babi ke bilik toilet yang pintunya terbuka barusan.

"Berterima kasihlah, karena kau sangat bau dengan keringatmu itu, aku akan memandikanmu!"

Kepala pria gendut itu dipaksa masuk ke lubang kloset dan ditahan dengan penutupnya. Kaki pria penganiaya itu sigap menahan penutupnya agar tidak terbuka. Ditariknya tuas penyiram toilet dan pria gemuk itu hanya bisa menggeliat-geliat karena tidak cukup kuat untuk memberontak.

"Inilah balasan karena kau mengabaikanku! Aku akan mengambil jatah uangku hari ini, besok bawakan dua kali lipatnya atau kau tanggung sendiri akibatnya! Hah!" Pria itu menambahkan tendangan di bokong pria gemuk setelah mengambil semua uang di dompetnya.

Toilet itu pun kembali sunyi. Ketiga orang yang menganiaya itu sudah pergi. Pria gemuk di bilik samping masih terduduk lesu.

"Yo gendut, bagaimana kabarmu?"

Pria gemuk itu hanya menoleh dan kembali membenam wajahnya di dalam lutut.

"Apa sekarang sudah cukup?" tanyanya.

"Ya, cukup sekali. Hampir saja aku tertawa terbahak-bahak," jawab Arashi dengan cengiran lebar di wajahnya. Namun, cengiran itu segera sirna.

Plak!

"Dasar cowok berengsek!" Tamparan pedas di pipi Arashi, dan bentakan keras dari Yumiko, membuat Arashi kaku terdiam menahan sakit.


NEXT>>>

Bad Boy and His CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang