130. Mad Scientist

744 123 42
                                    

Di Sekolah ini terdapat entitas yang tidak biasa. Keberadaannya dapat membuat logika semua orang bertanya-tanya. Dan orang ini terlibat baik dengan seekor makhluk berbulu yang lucu.

Menolak untuk gagal paham, seorang siswa kelas 3 Seijuuro Hakase, yang merupakan ilmuwan jenius bukan kepalang, berusaha memecahkan misteri di kepalanya itu.

Cklak

Lampu bersinar terang menyoroti Arashi yang badannya terikat di meja bedah.

"Hah? Ada apa ini? Di mana aku? Siapa kau?!" tanya Arashi pada sosok pemuda berkacamata bulat yang memegang pisau bedah.

"Tenang saja, satu jam dari sekarang aku hanya akan bermain-main dengan membedah isi kepalamu," jawab Hakase dengan ekspresi kaku sambil mendekatkan pisaunya ke dahi Arashi.

"Tunggu dulu, oi, kau sudah gila yah?!"

"Tenang saja, sakitnya hanya di awal," ucap Hakase berusaha meyakinkan Arashi dengan wajah tidak meyakinkannya.

Ketika itulah Arashi tersadar kalau kakinya tidak ikut terikat. Langsung saja dia layangkan kakinya ke wajah Hakase, membuatnya tersungkur ke dinding.

"Sebenarnya apa maumu?!" tanya Arashi setengah berteriak setelah berhasil melepaskan dirinya.

"Aku penasaran, kau entitas yang unik, karena itu aku ingin membedahmu," jelas Hakase sambil mengusap hidungnya yang masih merah.

"Aku unik darimananya coba?" tanya Arashi yang tidak sadar akan keanehannya. "Ah, apa maksudmu festival olahraga itu?" tanya Arashi lagi.

"Kejadian di festival olahraga waktu itu memang mengesankan, tapi ada hal yang lebih membuatku penasaran," jawab Hakase.

"Dan apa itu?" pancing Arashi.

"Bagaimana caranya kau bisa paham bahasa kucing?" tanya Hakase yang wajahnya tetap datar, membuat Arashi bingung apakah orang ini benar-benar penasaran atau tidak.

"Kalau ditanya seperti itu, aku juga tidak tau. Lagipula hanya kucing itu yang bisa kupahami," jelas Arashi. "Dan lagi, aneh kalau hanya karena itu aku dibilang unik, ayahku dan Pak Nakamura juga bisa memahami kucing itu kok."

"Begitu rupanya, sudah kuduga ada kemungkinan lain di mana kucing itulah yang unik." Hakase nampak berpikir dengan tangan di dagunya.

Cklak

Sekali lagi lampu menyorot tempat berbeda. Di sana Neko terlihat Neko yang tierikat keempat kakinya di meja bedah.

"NYAAAAA!!!" Neko berteriak panik karena tau-tau dia sudah terbaring bersama peralatan mengerikan di sampingnya.

"Hmm, apa benar ini kucing yang biasanya?" tanya Hakase meragukan Neko yang tubuhnya membulat.

"Oh, dia masih di tengah program diet, seminggu lagi harusnya dia sudah kurus kembali," jawab Arashi.

"Kalau cuman menguruskan sih--" Hakase mengambil sebuah kapsul dari kantongnya, kemudian meminumkan secara paksa pada Neko.

Berselang 30 detik kemudian, ekspresi wajah Neko berubah. Dia pun dilepaskan agar bisa pergi ke toilet.

"Nyuooooowwww!!!" Dari dalam sana terdengar suara yang menyerupai lubang neraka. Diikuti suara lain yang seperti meledak-ledak, dan diakhiri dengan suara siraman toilet.

"Nyaaaw!" Neko pun keluar dengan wajah lega dan perut yang sudah mengecil.

"Wuoooh!!!" Arashi bertepuk tangan takjub layaknya seorang anak kecil.

"Baiklah, kembali ke meja bedah." Hakase kembali mengikat Neko dan menyiapkan alat bedahnya.

"UNYAAAAA!!!!"


NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now