81. In Calling

791 147 31
                                    

Telolet~ telolet~ telolelolet

"Halo."

[Akhirnya kau mengangkat.]

Suara dari panggilan seberang jaringan itu terdengar berdesis.

"Aku sedang sibuk tau, untuk apa kau menelpon sekarang sih?" Perempuan yang ditelpon itu membentak risih.

[Untuk apa kau bilang? Tentu saja menanyakan kemajuan misimu.]

"Misi? Misi apa? Permisi?" Perempuan itu masih berkutat dengan kertas dan pulpennya.

[Oi, oi, memang misi apa lagi kalau bukan misi menghancurkan Kagetora Arashi? Jangan pura-pura lupa yah.]

"Ah, aku benar-benar lupa." Perempuan yang dikenal dengan nama Akiyama Emi itu terhenti dari pekerjaannya saat ini.

[..., serius? Kau sendiri yang ingin balas dendam, tapi kau justru lupa?]

"Mau bagaimana lagi? Sebagai guru baru aku kan sibuk, mana guru-guru tua sering melemparkan pekerjaan merepotkan padaku karena aku masih muda dan baru. Ditambah lagi para murid sering meminta bantuanku untuk menyelesaikan masalah mereka. Apa kau percaya, seorang murid perempuan datang ke tempatku meminta saran untuk berbaikan dengan pacarnya. Memang apa yang bisa dia harapkan dariku yang belum pernah pacaran ini?! Menyebalkan bukan?!" Emi melepas stress sejadi-jadinya.

[..., serius, 1000% aku tidak peduli dengan masalahmu. Pokoknya kau harus menghancurkan Kagetora Arashi.]

"Sudah kubilang, aku sedang sibuk! Menjadi guru SMP itu melelahkan tau!" Emi sengaja menempelkan speaker-nya lebih dekat ke mulut agar bisa meneriaki orang di seberang panggilan.

[Aku tidak menerima alasan, kerjakan misimu dan kau akan mendapatkan imbalannya. Kapan lagi bisa balas dendam dapat imbalan?]

"Aaah, kenapa tidak kau saja yang langsung menghancurkannya sih? Kau pengangguran juga kan?" Emi kembali berkutat ke kertas-kertasnya sambil terus berbicara.

[Mengirimkan anak buah sebelum last boss itu hal yang umum kan? Jangan banyak protes, pokoknya lakukan saja.]

"Baik, baik, dasar menyebalkan, kututup yah, dah!" Emi segera menutup panggilan telponnya dan kembali fokus mengerjakan tugasnya sebagai guru.

Di lain sisi, di tempat yang penuh bayang-bayang, seorang pemuda nampak kesal dengan panggilan telponnnya yang ditutup sebelah pihak.

"Dasar cewek," komentar pemuda itu.

NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now