53. Private Island

1K 205 99
                                    

Kejadian ini berlangsung setelah Neko dan Fubuki tiba di pulau pribadi. Neko yang baru pertama kali mendatangi tempat itu seketika takjub dengan mata berbinar-binar. Pulau yang bernuansa tropis dengan hutan lebat, gunung menjulang tinggi, pasir pantai yang putih, dan vila megah berdiri kokoh di pulau itu.

"Sayaaang!" Kaji pun datang bersiap memeluk Fubuki yang baru tiba di dermaga. Sayangnya niatnya tersebut dihentikan oleh Fubuki, menyisakan bekas telapak tangan di wajah Kaji.

"Ah Neko, selamat datang, bermainlah sepuasnya karena hanya akan ada kita di sini," sambut Kaji dengan senyum lebar.

Neko pun berlari kegirangan. Langkahnya berpacu cepat di atas pasir putih, lalu berguling-guling di atasnya.

"Grruuugh, gruugh." Saking senangnya berguling-guling, dengkuran Neko terdengar sangat keras. Dan saat asyik berguling-guling, matanya tertuju pada sebuah bola pantai dan jaring net.

"Nyaaaaw!!!" Neko mengeong sejadinya memanggil Kaji dan Fubuki.

"He? Kau bisa bermain voli pantai?" tanya Kaji memastikan.

"Nyanyanyaw!" jawab Neko mengangguk cepat.

"Baiklah kalau begitu, ayo kita main!"

Serve pertama dari Neko. Dia berdiri membelakangi bola, kemudian menendang bola itu sekeras-kerasnya dengan kedua kaki belakangnya hingga melambung tinggi melewati net.

"Waw, luar biasa, baiklah akan kukembalikan!" Kaji pun berlari maju dan memantulkan kembali bola ke tempat Neko. Dengan sigap Neko berlari mengejar ke arah bola kemudian melompat tinggi dan menendangnya lagi dengan kedua kaki belakangnya.

Permainan terus berlangsung hingga keduanya kelelahan dan skor pertandingan tidak diketahui angka pastinya.

"Kalian berdua terlalu asyik bermain, ayo makan semangka dulu." Saat itulah Fubuki datang membawa senampan semangka yang telah dipotong.

"Nyaaaw, nyaaaaw." 

"Kenapa Neko?" tanya Fubuki mencoba memahami arti ngeongannya, meskipun itu tidak berhasil.

"Dia bilang dia tidak suka semangka," ucap Kaji menerjemahkan.

"Ah, benar juga, kau kan kucing, ahahaha, hampir saja aku lupa." Fubuki pun masuk kembali ke vila dan membawakan sekaleng makanan kucing.

"Tidak disangka liburan tanpa Arashi sangat menyenangkan yah," ucap Kaji girang sambil memakan semangka.

"Benar sekali, rasanya seperti melepas beban satu ton dari pundak," jawab Fubuki dengan gaya seakan punggungnya terbebaskan dari beban.

"Bagaimana kalau kita membuat perayaan sehari tanpa Arashi?! Kita ajak satu kota, dijamin mereka semua akan senang," usul Kaji.

"Ah, setuju! Kalau perlu satu bulan!" Fubuki balik mengusulkan dengan tertawa girang.

Sementara mereka berdua merencanakan hal tersebut, anak mereka benar-benar mengalami kejadian itu dalam mimpinya.


NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now