91. Starry Night

810 154 28
                                    

"Ah." Ketika tengah berjalan di malam hari, Arashi tanpa sengaja bertemu dengan Haruka yang juga kebetulan sedang jalan-jalan.

"Selamar malam, Arashi-kun." Gadis itu menyapa sambil menundukkan badannya. "Apa yang kau lakukan di malam hari begini?"

"Aku sedang akan melihat bintang," jawab Arashi santai.

Haruka menatap Arashi dengan kebingungan. Normalnya saat akan melihat bintang itu tidak berpakaian biasa seperti itu dan tanpa peralatan apa-apa. Namun, Arashi tidak menampakkan persiapan macam itu.

"Hmm Arashi-kun, tepatnya di mana kau akan melihat bintang?" Karena rasa penasaran, akhirnya Haruka pun bertanya.

"Kalau kau penasaran, ikut saja."

Dengan santainya Arashi melanjutkan perjalanannya diiringi oleh Haruka. Jalan yang dilalui Arashi hanyalah jalan biasa yang dia lalui pergi sekolah, karena tujuannya memang ke sekolah.

"Kau bisa memanjat?" tanya Arashi sambil menatap ke arah pagar.

"He?! Kita akan memanjat pagar ini?" pekik Haruka kaget.

"Begitulah," jawab Arashi santai seperti biasanya.

"Ku-kurasa aku bisa memanjatnya kalau dibantu."

Akhirnya Haruka pun memanjat pagar itu dengan sedikit bantuan dorongan dari Arashi.

"Arashi-kun, jangan melihat ke atas yah!" ujar Haruka sambil mencoba menutupi roknya.

"Baiklah, baiklah," ucap Arashi yang sebenarnya berbohong. HItung-hitung pemanasan sebelum melihat pemandangan yang lebih indah.

"Hap, baiklah Arashi-kun, giliranmu."

"Ah maaf, ternyata pagarnya bisa dibuka." Arashi menggeser pagar sekolah itu dengan perasaan tidak bersalah. 

"Nua!" Haruka hanya bisa kaget melihatnya tanpa bisa marah-marah. Karena semua amarahnya tertahan oleh keterkejutan tersebut.

Tanpa bertukar kata lagi, keduanya terus menyusuri lorong kelas menaiki tangga-tangga. Entah bagaimana dan darimana Arashi mendapatkan kunci pintu masuk, Haruka tidak berani untuk menanyakannya. Karena dia yakin, Arashi mendapatkannya dengan cara yang ilegal.

Sampailah akhirnya mereka di atap sekolah. Namun, tidak ada apa-apa di sana.

"Anu, Arashi-kun ..., sepertinya memang tidak mungkin untuk melihat bintang tanpa persiapan seperti ini. Kota terlalu silau, dan bintang tidak akan menampakkan dirinya kalau begini. Seandainya kau punya telesskop, mungkin ceritanya beda lagi."

"Tenang saja, semua sudah kusiapkan kok. Berbaring saja di mana pun yang menurutmu nyaman." Karena Arashi sudah berbaring terlebih dahulu, Haruka mau tidak mau mengikutinya. 

Saat dia memandang langit, seperti yang diduganya, bintang-bintang tidak banyak menampakkan diri di kota yang terlalu terang seperti ini.

"Tiga, dua ...." Tiba-tiba saja Arashi mulai berhitung sambil melihat jamnya. "Satu."

Lampu-lampu rumah pun satu per satu mati. Kegelapan pun menyelimuti satu kota dan membiarkan bintang-bintang bersinar terang.

"Waaah." Haruka terkagum-kagum melihat langit berbintang seindah ini di tengah kota. "Bagaimana caramu melakukannya?" Tiba-tiba saja Haruka bertanya dengan mode semangatnya.

"Yaa, anggap saja ini adalah salah satu trik sulapku." Begitulah kata Arashi.

Sementara itu di tempat lain.

"Cepat padamkan apinya! Bagaimana bisa generator pembangkit listrik meledak secara bersamaan seperti ini?!"

Berita tentang ledakan misterius di stasiun pembangkit listrik ini menjadi trending topic di pagi esoknya.


NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now