70. Scream

1K 161 67
                                    

Dengan terpaksa, dan karena tidak ada hal lain yang dapat dikerjakan, semua siswa yang diculik Arashi pun setuju untuk uji keberanian. Mereka semua dibagi berpasangan berdua-berdua, dan masuk ke hutan dengan interval satu menit. Tujuan mereka adalah mengambil sebuah pin, mengenakannya, dan kembali lagi ke titik awal.

Sangat gampang, bahkan anak kecil pun dapat melakukannya. Hanya saja mereka harus berhati-hati agar tidak keluar dari pagar kawat. Karena di balik pagar itu, para hewan buas telah menanti.

"Pasangan berikutnya!" teriak Arashi memanggil muda-mudi yang jalan bergandengan sambil senyum-senyum.

Semoga setelah ini mereka bertengkar dan putus.

Begitulah Arashi membatin karena iri melihat dua sejoli itu.

"UWWAAAAAA."

Setelah tiga puluh menit berlalu, akhirnya pasangan yang masuk paling pertama pun telah keluar dari hutan. Dua orang pemuda, keduanya nampak pucat dan ngos-ngosan. Masing-masing mereka telah mengenakan pin, sehingga bisa dibilang mereka telah lolos dari uji keberanian tersebut.

"UWAAAAAA!!"

Pasangan lainnya keluar dengan wajah pucat yang sama. Bahkan salah seorang di antaranya, seorang gadis, langsung meringkuk ketakutan sambil memeluk lututnya.

"Kagetora kampret! Jebakan macam apa yang kau buat sampai semengerikan itu?!" Salah seorang korban datang dan menarik kerah baju Arashi.

Kerah bajuku pasti akan rusak jika ada satu orang lagi yang seperti ini.

Batin Arashi merenungi nasib kerah bajunya.

"Aku tidak memasang jebakan apa-apa kok," jawab Arashi dengan santainya.

"Kalau begitu bagaimana kau menjelaskan api-api biru yang terbang mengejar itu, lalu tangan yang melambai-lambai padahal tidak ada siapa-siapa di situ, bahkan ada laba-laba yang bisa membesar dan hampir memakan kami, kalau bukan jebakan super trap, lalu apa itu?!" Pemuda itu bercerita dengan keputusasaan.

"Heee, jadi itu yang terjadi di sana yah, lumayan juga mereka."

"Hah? Jadi benar itu jebakan super trap kan?!"

"Ah, bukan begitu maksudku, maksudku itu ulah hantu beneran, soalnya aku yang memanggil mereka dengan ritual pemanggilan arwah." Arashi tersenyum puas.

"Ka-kau gila, akan kuberitau pada yang--"

Pssh

Arashi menyemprotkan sesuatu ke wajah pemuda itu, dan seketika keseimbangannya menghilang.

"Oi oi, kalau mau tidur harusnya kau berbaring, tidur kok pas lagi ngobrol begini." Arasahi menahan tubuh pemuda itu dengan bahunya. "Ya sudah, kau tidur saja di sini," sambungnya sambil merebahkan perlahan pemuda yang sudah dia bius.

Kalau semua tiba-tiba ketakutan dan gak mau uji keberanian kan gak seru lagi.

Arashi tersenyum lebar, kembali ke garis start untuk mempersiapkan pasangan berikutnya masuk ke dalam.

"Pasangan berikutnya, silakan!"

NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now