183. Unwanted Guest

431 88 9
                                    

Ting Tong

Bel itu berbunyi lagi. Kali ini sudah yang kelima kalinya. Biasanya selalu ada ibunya atau Neko yang membukakan pintu, karena itulah Arashi merasa enggan ke bawah. Namun, kondisi kali ini berbeda,  para anak kucing masih belum bisa membuka pintu, mau tidak mau Arashi lah yang membukakan.

"Siapa?" tanya Arashi dengan malasnya sebelum pintu terbuka penuh.

"Kau ini! Harus berapa kali aku membunyikan bel rumah sampai dibuka? Apa bel ini hanya pajangan?!"

Suara bentakan ini sudah cukup lama tidak dia dengarkan. Meski hanya pernah sekali mendengarnya saat berumur 4 tahun, Arashi memastikan untuk terus mengingatnya. Karena suara ini adalah suara orang yang ingin dia benci seumur hidupnya.

"Ibu sedang tidak ada, datang lagi nanti." Tanpa menunggu reaksi orang itu, Arashi pun menutup pintunya.

Duk

"Aku tau kau pasti akan melakukan ini." Orang itu menyelipkan kakinya di celah pintu berusaha agar tidak tertutup. "Keperluanku hari ini bukan dengan wanita itu, tapi denganmu."

"Menyerahlah, aku memang membencimu, tapi kalau kakimu terluka akan beda lagi urusannya."

"Mulut tidak tertatamu itu pasti karena wanita itu tidak benar mengajarimu kan, apa kau tidak tau sopan santun berbicara pada orang yang lebih tua?!" bentak orang itu.

Arashi pun membuka kembali pintunya. Tangannya yang sebelah lagi dengan cepat meraih kerah baju orang itu dan menariknya kasar.

"Meskipun kau nenekku, aku tidak akan segan membantingmu sekarang juga. Jangan pernah berani mencela ibuku."

Tatapan Arashi begitu tajam hingga membuatnya terdiam. Aura gelapnya yang biasa tidak ada apa-apanya dibandingkan aura Arashi saat ini. Kegelapan hati yang dipenuhi kebencian murni.

Arashi pun menghela napas, kemudian melepaskan neneknya.

"Kau hanya ingin bicara kan? Masuklah! Setelah aku mendengarkanmu, sebaiknya kau segera pergi dari rumah ini."


NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now