47. The Truth

1.3K 232 63
                                    

Memakan waktu dua minggu–maksudnya lima jam untuk Arashi menyelesaikan kelima ujian remidi khususnya. Lebih tepatnya lagi tiga setengah jam, karena satu setengah jamnya dia habiskan untuk tidur-tiduran dengan santainya.

Hasil ujian remidinya segera dikoreksi dan nilainya ....

Sempurna.

Mengalahkan nilainya yang pertama, kali ini dia justru mendapatkan nilai sempurna di semua subjek ujian. Faktor karena lupa belajar sehari sebelumnya sajalah yang membuat ujian di hari pertama Arashi tidak lancar. Berbeda dengan saat ini di mana ingatannya tentang ujian masih segar.

Semua anggota OSIS, siswa yang mempertanyakan, dan para guru yang meragukan seketika terdiam. Mereka tak mampu berkata-kata lagi karena nilai yang diperoleh Arashi adalah nilai murni darinya sendiri tanpa menyontek.

"Abbababhabhabhwabahbawhawbhwabhawa." Otak Ayano kena arus pendek. Nilai Arashi yang sebelumya saja sudah cukup mengagetkannya, apalagi sekarang yang sempurna.

Di lain sisi Yumiko telah memutih dengan arwahnya yang hampir meninggalkan tubuh. Semua terasa begitu tidak nyata baginya, tapi berapa kali pun dia membenturkan kepala ke dinding, dia tidak bisa terbangun dari mimpi ini.

Sama seperti yang lainnya, Ryuugami Ray pun kehabisan kata-katanya. Dia hanya bisa menatapi lembar ujian Arashi dengan tampang kebingungan dan tak percaya.

"Sekarang kalian puas kan? Ini nilaiku yang sebenarnya." Arashi berucap dengan nada kesal sekaligus tinggi hati. "Kalian mungkin tidak tau, tapi kalau aku tidak bolos di hari pembukaan sekolah, pasti aku yang disuruh maju berpidato mewakili siswa baru."

"Huh, kau bisa menipu semua orang, tapi kau tidak bisa menipuku, Kagetora Arashi." Begitulah kata Ray dengan percaya dirinya.

"Apa lagi? Kau sendiri yang mengawasi ujianku dengan anak buahmu kan? Apa kau lihat sekali saja aku berbuat curang?" tantang Arashi.

"Heh, memang nampaknya kau tidak melakukan kecurangan, tapi sebenarnya kau melakukannya!" Ray menunjuk batang hidung Arashi.

"Haah?" Arashi pun menyilangkan tangannya di dada.

"Kau pasti menyontek dalam tidurmu!"

"...." Arashi tak mampu membalas terkaan yang kelewat tidak masuk akal itu.

"Ya, benar! Pasti begitu. Sebenarnya kau tidur itu untuk melakukan astral projection kan? Lalu kau mencari jawaban ujian lewat tubuh spiritualmu tersebut. Kau juga tertidur di hari kedua ujian kan? Berarti memang begitulah caramu menyontek selama ini! Bagaimana Kagetora Arashi, analisaku benar bukan?" Sekali lagi Ray menunjuk batang hidung Arashi.

"Tuduhanmu terlalu tidak masuk akal, lagipula memangnya kau punya bukti aku bisa melakukan astral projection?" tanya Arashi balik.

"Hmm, pertanyaan bagus, sayangnya ku tidak punya bukti itu!" jawab Ray dengan cepat, "tapi aku akan mencari buktinya dan mengungkap semua kecuranganmu, lihat saja nanti! Hahahaha!" Ray pun membalikkan badan dan meninggalkan tempat.

"Menyerahlah dan terima keadaan." Arashi hanya bisa menanggapinya dengan wajah lelah.

NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now