114. Tug-of-War

690 130 23
                                    

Setelah mendapat pemeriksaan medis, Arashi pun akhirnya bisa keluar dengan tenang dari ruang kesehatan. Ayano dan Haruka telah menanti di luar dengan wajah harap-harap cemas. Setidaknya mereka merasa bertanggung jawab atas insiden muntahnya Arashi.

"Nyanyaw." Neko memastikan kondisi tuannya.

"Sudah lebih lega dari yang tadi," jawab Arashi santai.

"Yo Kagetora satunya, bagaimana keadaanmu?" tanya Fuuka yang melambai dari kejauhan.

"Sudah lebih lega dari yang tadi," ucap Arashi mengulang jawabannya.

"Bagus, berarti kau bisa ikut lomba tarik tambang nanti kan? Sebenarnya musuh kita kelas berat, karena itu tenagamu sangat diperlukan."

"Kelas berat?" Arashi tidak paham dengan kata itu, sampai dia melihat sendiri siapa musuh mereka. Kelas 1-E, terdiri dari 6 orang dengan tubuh yang besar-besar. Di antara orang-orang itu, ada wajah yang nampak tidak asing di mata Arashi.

"Yo gendut, kau sudah nampak lebih baik sekarang."

"Ah, Kagetora rupanya, berkat kau sekarang aku sudah baik-baik saja. Jadi, apa kau akan ikut pada pertandingan kali ini?" tanya Takase orang yang dipanggil gendut oleh Arashi.

"Begitulah," jawab Arashi santai.

"Aku memang berhutang budi padamu, tapi aku tidak akan mengalah."

"Oh ayolah, mengalah saja, lihat teman sekelasku yang kurus-kurus itu." Arashi menunjuk teman-temannya yang berbanding terbalik sekali dengan musuhnya.

Pembicaraan mereka terus belanjut sampai akhirnya pertandingan dimulai. Aturan mainnya adalah tim mana yang seluruh anggota timnya melewati garis aman mereka, maka tim itu dinyatakan kalah. Sebagai orang yang diakui punya tenaga paling kuat, Arashi diletakkan di posisi paling belakang untuk bertahan sampai akhir.

"Kalian semua, biarpun musuh kita berbadan besar, tunjukkan semua hasil latihan kalian! Jika tidak, aku akan melatih kalian lebih keras lagi," ancam Arashi dan seketika menaikkan motivasi siswa lainnya.

Ptar

Pertandingan baru saja dimulai, tapi lima siswa kelas 1-B sudah jatuh tersungkur melewati garis aman mereka berkat sekali hentakan dari kelas 1-E.

"Oi kampret! Payah sekali kalian langsung jatuh begitu saja!" omel Arashi yang masih bertahan tepat 1 cm di belakang garis.

Meskipun badan Arashi tergolong kecil, otot  dan tulangnya tidak dapat diremehkan. Biarpun hanya dia sendiri yang menahan talinya, keenam siswa kelas 1-E yang notabene berbadan besar semua itu masih tidak dapat menarik Arashi lebih jauh.

"Saatnya mengakhiri pertandingan ini." Arashi pun melumbar tali yang dipegangnya hingga paling ujung. Seketika siswa kelas 1-E kehilangan keseimbangannya dan jatuh terduduk. Melihat kesempatan ini, Arashi pun segera menarik keenam siswa yang jatuh itu sampai terseret-seret. Para penonton hanya bisa tercengang melihat kejadian ajaib tersebut, sedangkan kelas 1-B bersorak-sorai gembira atas kemenangannya.

Pada babak berikutnya, kelas 1-B mengganti strateginya. Arashi diletakkan di posisi paling depan, dan hasilnya tak ada satu tim pun yang mampu menggerakkan kelas 1-B. Sejak hari itu Arashi mendapat sebuah nama panggilan baru. One man fortress.

NEXT>>>

Bad Boy and His CatOù les histoires vivent. Découvrez maintenant