108. Dash

699 124 17
                                    

"Awawawa, bagaimana ini?" Ayano nampak panik di pinggir lapangan. Ditunjuk secara acak menggunakan undian untuk mewakili kelasnya, Ayano tidak tau harus berbuat apa. Ditambah kemenangan Neko yang gemilang, hal itu semakin membuatnya merasa tertekan.

"Oi Ayano, bersiaplah," ucap Arashi yang kebetulan lewat.

"Ah Kagetora-kun, bagaimana ini? Aku tidak tau harus apa." Ayano memegang erat kedua lengan Arashi.

"Bukannya tinggal lari?" Arashi mengatakan sesuatu yang sudah pasti.

"Bukan itu maksudku, aku tidak yakin bisa menang, lariku tidak terlalu cepat, kalau aku kalah rasanya tidak enak dengan yang lainnya." Ayano menjelaskan dengan paniknya.

"Tenang saja, mau kuberitau tekhnik supaya kau berlari lebih cepat?" tawar Arashi.

"Eh? Ada cara yang seperti itu? Beritau aku! Beritau!"

"Kemarikan telingamu." Ayano pun mendekatkan telinganya ke bibir Arashi.

"Kau lari saja seperti saat kau melarikan diri dariku," bisik Arashi.

"Begitu rupanya, lalu kenapa kau harus berbisik seperti ini?" tanya Ayano.

"Supaya aku bisa melakukan ini, fuuh."

"Hyaah!" Ayano menjerit saat telinganya ditiup oleh Arashi. Jeritannya yang agak kencang tadi mengundang perhatian orang di sekitar, mau tidak mau Ayano menutup mulutnya dan menahan rasa malu tersebut. Di lain sisi, pelaku peniupan telinga Ayano itu hanya bisa nyengir kuda.

"Sekarang kau bisa lari sekuat tenaga kan?" tanya Arashi dan dibalas dengan tatapan merah padamnya Ayano.

"Peserta lomba lari perempuan kelas 1, bersiap di lapangan!" 

Panggilan untuk Ayano segera berbaris  dengan tujuh peserta lainnya. Sambil pemanasan ringan, Ayano mengingat kembali kejadian di pinggir lapangan. Rasanya benar-benar memalukan dan ingin sekali Ayano menyembunyikan wajahnya. Sambil memasang posisi bersiap, Ayano terus memikirkan kejadian itu.

Ptar

Suara aba-aba untuk berlari telah terdengar. Ayano segera mendorong tubuhnya ke depan dengan hentakan kaki kanannya. Tubuhnya melesat cepat menembus angin. Dan dia pun meneriakkan isi hatinya dengan sekuat tenaga, "Kagetora-kun bodooooh!"

Arashi terkejut ketika namanya diteriakkan sekencang itu. Namun, berkat teriakan itu, Ayano berlari dengan sangat kencang. Para peserta lain tidak mau kalah, semuanya bersaing dengan ketat.

Seratus meter penentuan. Entah tenaga dari mana datangnya, Ayano semakin mempercepat langkahnya, mendahului dua orang yang bersaing sengit dengannya sejak tadi. Sesaat sebelum tubuh Ayano menyentuh pita garis finis, dia berbelok dan menerjang tubuh Yumiko yang kebetulan berada tidak jauh di garis finis.

"Yuu-chan!" Ayano memeluknya dengan berlinangan air mata. Sedangkan yang dipeluk hanya bisa kebingungan tidak paham.

"Garis finisnya bukan di situ woi!" Arashi berteriak dari ujung lapangan.

"Ah, kebiasaan." Ayano akhirnya tersadar kalau dia sedang berlomba.

Pada akhirny, lomba lari perempuan kelas 1-B, meraih posisi kedelapan.



NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now