66. Sister [2]

1K 172 84
                                    

Neko mencoba mendongakkan kepalanya. Namun, tetap saja gagal. Ada yang aneh dengan gadis di depannya ini. Sampai saat ini Neko tidak pernah berhasil untuk melihat wajah kakanya si majikan. Ada apa gerangan?

"Nyaaw." Neko memberitahukan keluhannya pada Arashi.

"Hoo, sepertinya Absolute Order juga berefek padamu yah," ucap Arashi menyebutkan sesuatu seperti nama jurus.

"Nyan nyanya?!" Neko terpekik kaget.

"Itu adalah kemampuan khusus milik kakakku di mana tidak ada seorang pun yang bisa bertatap mata secara langsung dengannya, bisa dibilang orang yang berhadapan dengannya akan merasa tidak pantas berdekatan apalagi bertatapan dengan kakakku," jelas Arashi.

"A-kun, jangan membuatnya seperti semacam kemampuan super, aku sama dengan yang lain kok." Kakak Arashi pun mengulurkan tangannya ke arah Neko, dan seketika itu juga Neko mundur sambil bersujud.

"Nyanyaw nya."

"Sudah kubilang memang begitulah kekuatannya." Arashi mengedikkan bahunya saat Neko meyakini penjelasan dari Arashi sebelumnya.

"Uuuh, sudah kubilang ini bukan kemampuan super! A-kun jahat." Dia pun mengambek sambil memeluk lututnya di sofa.

Di keluarga Kagetora, saat kelahiran anak pertamanya, langit malam bersih tanpa sebercak awan, angin sepi tak bertiup, dan tujuh buah bintang berjatuhan dari langit. Seakan dianugerahi oleh alam, bayi pertama itu lahir dengan keadaan sangat sehat. Semua sifat baik Kaji dan Fubuki menurun padanya, tanpa ada sedikit pun sifat buruk. Menjadikan gadis itu makhluk yang memiliki segala kebaikan di dunia.

Kecerdasan tingkat tinggi, tampang yang mempesona, kebaik hatian yang menyejukkan, tidak akan ada satu orang pun yang dapat membenci gadis sepertinya. Hanya saja, hal tersebut memberikan suatu efek samping yang mengerikan.

Semua orang di sekitarnya merasa minder. Perasaan tidak pantas atau perasaan inferior di depannya membuat gadis itu tidak punya orang yang bisa disebut teman. Bahkan para dosen pengajar di universitasnya pun merasa tidak pantas mengajarkan ilmu mereka pada dia. Hal itulah yang Arashi sebut Absolute Order.

"Satu-satunya yang tidak terpengaruh dengan Absolute Order kakakku hanya keluarga ini saja, itu membuktikan kalau kau masih tidak diakui sebagai anggota keluarga ini, karena kau hanyalah budakku," ucap Arashi sambil menunjuk batang hidung Neko dengan tatapan menyeringai.

"Nyaaa." Neko merasa ingin menangis saat Arashi berucap demikian.

"A-kun, jangan jahat sama si anak kucing, kasian tau."

"Tenang saja, kucing satu ini masokis," jawab Arashi ngasal.

"Nyanyanyaw!"

"Hee, kucing pun bisa masokis yah, pantas saja dia betah tinggal dengan A-kun yang jahat."

"Nyanyanya nyanya, nyanyanyaw!!!"


NEXT>>>


Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now