34. The Bastard [4]

1.4K 245 50
                                    

Hari ini adalah hari terakhir mereka untuk meminta maaf. Karena hari ini ketiga penindas itu resmi dikeluarkan dari sekolah. Tidak hanya sampai di sana, mereka bertiga juga akan ditahan di penjara khusus anak atas tuduhan penindasan, pemalakan, dan beberapa kasus pidana lainnya.

Yumiko tidak habis pikir apa yang sebenarnya terjadi di sini sampai kemudian Takase menjelaskan padanya.

Sebenarnya pada hari itu, Takase telah meminta bantuan Arashi sebelumnya. Mereka berdua telah menyusun rencana di mana Takase akan menerima semua bentuk tindasan, dan Arashi akan merekamnya jadi bukti. Satu hal yang di luar rencana mereka adalah Arashi mengajak Yumiko bersamanya untuk menjadi saksi dan akhirnya terjadi kesalahpahaman.

Rencana awalnya video tersebut hanya akan Arashi serahkan pada pihak sekolah, Takase pikir paling parah mereka hanya akan diskorsing seminggu. Siapa sangka mereka tiba-tiba datang dan bersujud di hadapannya.

Kenyataannya, video yang direkam Arashi beserta identitas para pelaku telah dia sebarkan ke internet dan menjadi viral dalam 24 jam setelah diunggah. Secara sosial, para pelaku tersebut sudah mati. Namun, bukan Arashi namanya jika berhenti hanya sampai di sini. Dia membagikan video tersebut pada pihak sekolah, orang tua pelaku, dan polisi. Ditambah lagi dia menyewa beberapa berandalan kelas kakap untuk balas menindas para pelaku selama beberapa hari terakhir.

Kau menuai apa yang kau semai. Seperti itulah yang terjadi pada mereka.

Mengetahui kebenarannya, Yumiko segera berlari menuju ruang kelasnya 'dia' dan berniat meminta maaf.

"Ah Yuu-chan, kenapa kau tergesa-gesa begitu?" tanya Ayano dari depan pintu.

"Dia ada?" tanya Yumiko yang masih terengah-engah.

"Ah, Neko kan? Hari ini dia juga tidak masuk."

"Bukan Neko, maksudku Kagetora Arashi, di mana dia?" tanya Yumiko setelah mengedarkan pandangannya di ruang kelas dan tidak menemukannya.

"Eh? Kagetora-kun? Dia sedang ingin bolos katanya, tumben sekali kau mencarinya."

"Cih." Yumiko mendecih pelan. 

Setelah berpamitan dengan sahabatnya itu, dia bergegas berlari lagi mencari keberadaan Arashi. Secara insting kakinya berlari menaiki tangga menuju atap sekolah. Hatinya merasa Arashi sedang berada di sana.

Dan benar saja saat pintu atap terbuka. Arashi tengah berdiri di pinggir pagar pembatas sambil menatap langit luas.

"Ah, si nona buku saku, sedang apa kau di sini?" tanya Arashi dengan wajah santainya.

"Anu, itu ...." Suaranya tertahan, ada rasa janggal di tenggorokannya, dan juga hatinya. Setelah beberapa kali menarik napas dan menelan ludah, dia pun berucap, "Menurut buku saku siswa bab III, pasal 2, ayat 7, meninggalkan pelajaran tanpa alasan yang jelas itu melanggar peraturan sekolah!"

"Ya jelaslah! Aku juga tau." Arashi sempat berharap kejadian di sini menjadi dramatis, sayangnya suasananya itu telah rusak begitu saja.

"Dan Kagetora Arashi, aku berhutang maaf padamu atas perlakuanku tempo hari." Yumiko meminta maaf dengan sedalam-dalamnya sambil menundukkan badan.

"Heee, kau pikir setelah menampar dan mengataiku sampah, minta maaf saja cukup?" Arashi menyilangkan tangan di depan dadanya sambil tersenyum mengintimidasi.

"Ugh, la-lalu aku harus bagaimana?" tanya Yumiko sambil memalingkan wajahnya tertunduk.

"Perlihatkan celana dalammu!"

PLAK

"Mana mungkinlah aku mau, dasar bejat! Sampah! Mati saja sana!"

Dan begitulah, hubungan di antara mereka berdua kembali seperti sedia kala.


NEXT>>>



Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now