87. Matsuri [2]

773 144 46
                                    

Wewangian sedap semerbak. Lentera-lentera yang digantung menyinari gelapnya malam. Ratusan suara tumpang tindih menciptakan dengung tak jelas. Inilah festival musim panas, tempatnya bersenang-senang  di malam musim panas.

Seperti seekor serigala penyendiri, Arashi berpindah dari satu stand ke stand lain sendirian. Sebenarnya dia tidak ada niat untuk pergi ke festival yang berisik seperti ini. Namun, karena dipaksa oleh kakaknya, Arashi terpaksa harus pergi ke festival ini untuk membelikan beberapa hal untuk kakaknya yang menunggu di rumah.

"Silakan kemari, ayo silakan dicoba game menembaknya."

Teriakan dari stand itu menarik perhatian Arashi. Sudah cukup lama dia tidak memainkan permainan tersebut.

"Paman, aku mau main!"

Dan begitulah cara Arashi melupakan titipan belanja dari kakaknya.

"Silakan dek, 200 yen untuk tiga kali tembakan."

"Baiklah, akan kutunjukkan kemampuan menembakku."

Namun, sampai tembakan ketiga habis, satu pun benda tidak juga jatuh dari raknya.

"Sayang sekali dek, kurang beruntung, mungkin sebaiknya adek menarget benda yang lebih kecil saja." Begitulah yang dikatakan paman penjaga stand itu karena melihat Arashi hanya mengincar hadiah utama, sekotak i-phone.

Dibandingkan dengan hadiah, Arashi lebih mementingkan harga dirinya yang serasa diinjak-injak karena tidak bisa mendapatkan hadiah utama. Dia yang sangat percaya diri dengan kemampuan menembaknya justru tidak mendapatkan satu pun hadiah, hal ini membuat Arashi semakin murka.

"Tiga tembakan lagi." Dan begitulah Arashi mengeluarkan uangnya lagi untuk hal yang tidak pasti.

Tembakan pertama sangat jelas terlihat kalau pelurunya mengenai kotak i-phone, tapi benda itu tidak juga tergerak. Tembakan kedua maupun ketiga juga bernasib sama.

"Hei paman, kotaknya tidak tergerak sama sekali." Arashi mencoba untuk protes.

"Sudah kubilang untuk mengincar hadiah yang kecil saja."

"Tidak mau, harga diriku dipertaruhkan di sini, 30 tembakan!" Dengan gampangnya Arashi mengeluarkan 2000 yen untuk permainan ini.

Berbagai trik menembak telah dilakukan oleh Arashi. Mulai dari tembakan beruntun dengan jeda 0,5 detik per tembakan, menembak dengan dua pistol sekaligus, bahkan dengan cara curang menggunakan pistol bawaannya sendiri yang daya dorong anginnya lebih kuat 10 kali dari pistol di stand ini. Namun, tak ada satu pun peluru yang dapat menjatuhkan hadiah i-phone itu.

Kampreeeet, aku baru sadar kalau dicurangi pamannya.

Arashi menggigit bibir bawahnya dengan murka.

NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now