55. Emergency

1.1K 197 103
                                    

Kembali ke kelompok Arashi yang sedang bersenang-senang di atas kapal pesiar. Ralat, satu orang kegirangan, satu orang mengikuti temannya yang kegirangan dengan sambil terus menggerutu, satu orang bersantai bahagia, dan satu orang sekarat tak bernyawa.

"Oooi, Chaplin, bukan saatnya tidur, cepat selesaikan soalmu!" ucap Arashi yang masih duduk santai di kursi dek.

"Ah, Kagetora-sama, saya tadi mendengar ada yang meledak, sepertinya itu bunyi otak saya." Dari telinga Sudo dapat terlihat kepulan asap tipis diiringi semakin memutihnya tubuh Sudo.

"Kau ini bicara apa? Bukannya tidak masalah kalau otakmu meledak? Kan tidak kau pakai," ucap Arashi dengan nada bercanda.

"Ah, benar juga," jawab Sudo semangat yang tiba-tiba pulih. "Tapi saya benar-benar mendengar suara ledakan loh, Kagetora-sama."

"Gawat Tuan Muda!" Yang tiba-tiba datang berteriak itu adalah Kawasaki Himura, salah satu orang yang melayani ayah Arashi yang juga berperan sebagai kapten kapal kali ini.

"Ada apa Kawasaki?"

"Baru saja terjadi ledakan di mesin kapal, dan tidak memakan waktu lama sampai kapal ini akan hangus terbakar. Karena itu, segera Tuan Muda dan teman-teman Anda mengungsi ke sekoci." Dengan tubuh besarnya, Kawasaki pun membopong Arashi, Sudo, Ayano, dan Yumiko, kemudian melemparnya masuk ke dalam sekoci.

"Tunggu dulu, Kawasaki! Kenapa kau sangat panik begitu?" tanya Arashi.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan, saya harap Anda selamat." Kawasaki pun menurunkan sekoci dengan tergesa-gesa.

"Tunggu Kawasaki, kau tidak ikut?!" Arashi menatap nanar sosok Kawasaki yang masih berada di kapal pesiar.

"Kapal ini diberikan oleh Tuan Besar pada saya, jika ini akhir dari kapal ini, maka begitu juga dengan saya. Sekarang pergilah Tuan Muda!"

Duar!

Bagian lambung kapal pun meledak. Membuat gelombang yang mendorong sekoci makin menjauh.

"Tidak! Kawasaki! Jangan mati! Kawasaki! KAWASAKI!!!" Arashi berteriak meraung-raung, bahkan sampai menitikkan air matanya ketika melihat kapal perlahan diselimuti asap hitam yang pekat.

"Ka-Kagetora-kun apa memang orang yang akan menangisi kematian pelayannya?" tanya Ayano kebingungan pada dua orang lainnya.

"Mustahil, aku saja terkejut ketika dia perhatian pada pelayannya," jawab Yumiko.

"Tenanglah Kagetora-sama, Anda masih punya saya sebagai anak buah." Sudo menepuk bahu Arashi yang membelakanginya.

"Bukan begitu dasar kalian bodoh!" bentak Arashi. "Yang tau arah menuju pulau itu hanya Kawasaki, kalau begini caranya kita akan tersesat di tengah lautan!"

"He?" Semuanya tersontak kaget kemudian terpaku mencerna perkataan Arashi, hingga akhirnya mereka sadar dan akhirnya meneriakkan "He" yang lebih keras dan lebih panjang.


NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now