153. Brainwashing [2]

606 113 38
                                    

"Nee Nakano-san, mobilnya tidak bisa lebih cepat lagi apa?" tanya Ayano yang tidak sabaran.

"Di jalanan komplek seperti ini, mobil tidak boleh melaju cepat," jawab Haruka.

"Begitu saja tidak tau," cibir Yumiko yang kemudian membuang muka.

"Apa sih Yuu-chan! Kau sendiri juga mau lebih cepat sampai kan?!" teriak Ayano.

"Haaah? Jangan samakan aku denganmu yah!" balas Yumiko.

Beruntung Haruka duduk di tengah-tengah mereka, sehingga dengan sigap dia bisa memisahkan kedua gadis yang sedang berkelahi itu.

"Kalian berdua hentikan!" Haruka mendorong wajah keduanya hingga menempel ke jendela mobil. "Mau Arashi-kun menjadi baik ataupun jahat, itu tidak penting! Yang lebih penting sekarang ini, dia kehilangan ingatan, apa kalian tau rasanya tidak bisa mengingat apa pun?" Haruka menceramahi Ayano dan Yumiko dengan keras. 

"Saat kita sampai nanti, jaga kelakuan kalian di hadapan Arashi-kun."

Tanpa membantah, baik Ayano dan Yumiko setuju saja. Sepanjang jalan akhirnya mereka berdua duduk dengan tenang.

Akhirnya mereka tiba di rumah Arashi.

"Kupikir rumah Kagetora-kun super mewah seperti istana karena dia orang kaya, ternyata rumah biasa juga." Begitulah komentar pertama Ayano pada kediaman keluarga Kagetora.

"Kenapa kau bisa tau rumah Kagetora Arashi?" tanya Yumiko pada Haruka.

"Itu karena aku tinggal satu komplek dengannya, jadi dia pernah memberitauku alamatnya. Ya sudah, ayo kita masuk." 

Haruka berjalan mendahului dua gadis lainnya dan membunyikan bel rumah. Kurang lebih menunggu lima menit setelah membunyikan bel tiga kali, akhirnya pintu pun terbuka.

"Ya, ada apa?"

"Arashi-kun!" Haruka langsung memeluk tubuh Arashi yang ada di hadapannya. Kedua gadis di belakangnya melotot geram.

"Arashi-kun, kudengar kau lupa ingatan, tapi tenang saja, aku akan selalu bersamamu---"

"Siapa yang tadi bilang jaga kelakuan hah?!" Ayano segera menarik wajah Haruka agar menjauh dari Arashi. Ketika Ayano disibukkan oleh Haruka, Yumiko mengambil kesempatan dan menggenggam tangan Arashi.

"Kagetora Arashi, apa kau ingat aku? Kau pernah berjanji akan menjadi orang baik demiku, apa kau masih ingat janji itu---"

"Hentikan Yuu-chan!!! Jangan menipu Kagetora-kun seperti itu! Dia tidak boleh menjadi orang baik!!!" Sekali lagi Ayano menarik mundur Yumiko.

Ketiga gadis itu pun dengan tidak tau malunya bergelut di depan rumah orang. Pandangan tetangga yang penasaran dengan keributan itu pun tidak mereka acuhkan. Arashi hanya menatap keheranan dengan keringat dingin sebesar jagung di dahinya.

Melihat keributan ini, dia pun berpikir.

Bagaimana caraku menjelaskan kalau ingatanku sudah kembali?


NEXT>>>

Bad Boy and His CatDove le storie prendono vita. Scoprilo ora