Fubuki tercengang. Anak lelakinya yang biasa hanya uring-uringan di sofa menunggu makan malam, kini malah berada di dapur menyiapkan makan malam. Dia menyuruh Fubuki untuk istirahat saja duduk dan mengamatinya.
Fubuki memandang Neko berniat bertanya padanya, tapi Neko pun menggeleng tidak mengerti. Malah Neko pikir Fubuki melakukan sesuatu pada Arashi makanya dia jadi seperti ini dari pagi.
"A-Arashi, kau tidak sakit kan?" tanya Fubuki waswas.
"Tidak kok bu, aku baik-baik saja. Tunggu sebentar yah, masakannya akan segera siap." Sambil berbicara tangan Arashi tidak berhenti bergerak. Memotong, mengoseng, mencicipi makanan, semua dia lakukan dengan gerakan yang mulus layaknya seorang koki profesional.
"Ha-halo Dokter Nakamura, Arashi bertingkah aneh, bisa kau periksa dia?" ucap Fubuki pada Dokter Nakamura yang berada di seberang panggilan.
"Duuh ibu!" Arashi pun merebut telpon dari ibunya. "Halo Dokter Nakamura, maaf sudah mengganggu, tapi aku tidak apa-apa kok, sudah yah." Arashi pun langsung mematikan panggilan telepon itu. "Sudah kubilang kan aku tidak apa-apa, bu," ucap Arashi berkacak pinggang.
"Tapi-tapi-tapi--"
"Sudahlah, ayo makan, aku sudah selesai menyiapkannya loh." Arashi mendorong ibunya ke meja makan.
Di sana sudah tersedia semangkuk nasi hangat, sayur tumis, bakso daging, dan ikan bakar. Aroma masakannya mengundang air liur. Meskipun Fubuki masih belum menerima perilaku aneh Arashi, tapi dia tidak tahan untuk mencicipi masakan tersebut.
"Ayo bu, cobalah!" ucap Arashi.
Dengan sumpitnya, Fubuki mengambil sayur tumis yang ada di tengah meja. Sayur itu masuk ke mulut sekali suap, setelah beberapa kali kunyahan, air mata luluh di pipi Fubuki.
"Enak," komentar Fubuki masih sambil menangis.
"Syukurlah, kalau begitu makan yang banyak yah, sehabis makan aku juga bisa memijit bahu ibu yang capek loh."
Arashi yang seperti ini tidak apa juga sepertinya.
Batin Fubuki sambil terus menyantap makanan dengan tangisan bahagia.
NEXT>>>
YOU ARE READING
Bad Boy and His Cat
HumorKagetora Arashi adalah pemuda yang menguasai berbagai keahlian, tetapi keahlian itu dia salahgunakan untuk tindak kejahatan. Sifatnya yang berandal, kejam, licik, dan mesum, membuat tak seorang pun yang berani menentangnya. Neko adalah kucing calico...
