184. Successor

400 86 18
                                    

"Apa kau tidak akan menyuguhkan teh atau kopi pada tamumu?" Wanita itu duduk di sofa dengan bersilang kaki.

"Kalau kau ingin minum, pergi saja ke kafe. Urusan kita juga tidak akan lama," balas Arashi dengan nada kasar.

"Benar-benar anak kurang ajar kau ini."

"Cukup basa-basinya, jelaskan apa maumu dengan singkat."

Wanita tua itu pun menghela napas menahan amarahnya kemudian mulai berbicara.

"Aku ingin kau jadi penerus Direktur Hiiragi Corp."

"Tidak mau." Sekejap saja waktu yang diperlukan untuk Arashi menjawab tawaran itu. Nyatanya dia sudah dari jauh hari memutuskan hal ini.

"Begitu rupanya, kau masih dendam pada keluarga Hiiragi."

Brak

"Tentu saja, setelah apa yang kau lakukan pada kami. Bahkan aku yang masih kecil pun akan mengingat selamanya rasa benciku pada keluarga itu."

"Tidak hanya dua kali, tapi tiga kali yah. Kaji dan kakakmu juga mengatakan hal yang sama. Kupikir kau yang paling serakah di antara yang lain akan mau menerima tawaran ini."

"Sayang sekali keserakahanku sudah lebih dari perusahaan menengah seperti Hiiragi Corp. Siapa yang mau jadi direktur perusahaan kalau aku sudah jadi komisaris di banyak perusahaan di berbagai negara."

"Aku tau, karena itu tawaranku ini merupakan pertaruhan. Tidak disangka keluarga yang kami tinggalkan sebelumnya justru bergerak lebih maju. Siapa yang menabur angin, akan menuai badai." Neneknya terdiam sejenak sebelum akhirnya bangkit.

"Jika kau berubah pikiran, datanglah kapan saja ke rumah utama Hiiragi, kali ini kami akan menyambutmu dengan benar."

"Tidak akan," jawab Arashi dengan nada yakin.


NEXT>>>

Bad Boy and His CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang