89. Matsuri [4]

766 152 48
                                    

"Nee A-kun, semua hadiah ini mau kau apakan?"

Hadiah itu dibiarkan berserakan saja di tanah sekitar mereka berdiri.

Sebenarnya Arashi sendiri tidak ada rencana yang pasti terhadap hadiah-hadiah itu akan diapakan. Karena yang ada dalam pikirannya hanyalah membuat paman itu bangkrut dengan mengambil semua hadiahnya ini.

"Untuk sementara simpan saja dulu, ada yang lebih penting untuk saat ini."

Ya, dan hal yang lebih penting itu adalah membuat kericuhan di tempat ini menghilang. Semua orang yang menyaksikan kehadiran kakak Arashi mengeluarkan reaksi yang tidak biasa. Ada yang bersujud, ada yang menyembah, ada yang hanya sekedar menunduk, yang paling parah adalah ada yang histeris hingga terpingsan-pingsan. Wajar saja, pesonanya yang biasa saja sanggup menundukkan setiap orang, apalagi ketika saat ini dia mengenakan yukata dan berdandan cantik.

"Pakai ini." Dengan agak kasar Arashi memasangkan sebuah topeng iblis ke wajah kakaknya.

"Hooo, A-kun pintar, kalau ditutupi seperti ini pasti jadi biasa saja kan?"

"Tentu saja tidak, Absolute Order-mu bukan hanya tentang penampilan tau."

"Heee, terus gimana?" Kakaknya sudah hampir merengek jejadian.

"Nih." Arashi pun menyodorkan tangannya. Semula kakaknya bingung, kenapa Arashi menyodorkan tangannya, tapi perlahan dia sadar kalau itu maksudnya adalah untuk berpegangan tangan. 

Dengan agak ragu dia sentuhkan tangannya ke tangan Arashi. Namun, dengan cepat langsung Arashi tangkap tangan yang mendekat itu.

"Kau ingat saat masih kecil kita masih bisa bermain dengan normal bersama anak-anak lainnya kan?"

"Kalau diingat-ingat, sepertinya memang pernah seperti itu." Kakaknya mencoba mengingat lagi.

"Hal itu bisa terjadi, karena kita selalu bersama seperti ini."

Mata Kozui mengedar di sekitarnya. Fenomena aneh yang baru terjadi beberapa saat yang lalu kini berhenti. Setelah sekian lama, akhirnya Ia merasakan kembali menjadi orang yang normal dan tidak dipuja-puja.

"Begitu rupanya ..., aku mengeluarkan aura yang terlalu baik, dan A-kun mengeluarkan aura yang terlalu jahat, ketika berpegangan tangan seperti ini, aura itu akan menjadi netral, dan aku bisa kembali normal. HWAAA A-kun kau jenius!" Dengan girangnya Kozui memeluk adiknya tersebut.

"Oi, hentikan, berpelukan di musim panas itu pelanggaran, panas tau." Arashi berusaha untuk melepaskan pelukan kakaknya.

"Gak mau, nanti akan ada kericuhan skala negara lagi," ucapnya sambil terus menempel pada Arashi.

"Aah, baiklah baiklah. Untuk malam ini saja akan kubiarkan." Meskipun wajahnya nampak sebal, tapi Arashi membiarkan saja kelakukan kakaknya tersebut.

"Yeee, A-kun jadi baik."

"Berisik, ini karena pengaruhmu tau, sudahlah ayo jalan." Mencoba mengalihkan topik, Arashi memulai langkahnya.

"Heee, ternyata A-kun memang anaknya mama, sama-sama tsundere," sindir Kozui sambil menahan-nahan senyumnya.

"Aaah, sudah cukup bicaranya, ayo jalan dan segera pulang."

Begitulah, kedua kakak beradik itu akhirnya melewati festival bersama sebagai saudara yang rukun.

NEXT>>>



Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now