22. Telephone

1.5K 306 100
                                    

Trulululu

Telepon itu berdering, memanggil para penghuni rumah untuk bergerak. Namun, sampai tiga kali deringan, tidak ada seorang pun yang mengangkat.

"Arashi, apa yang kau lakukan? Angkat teleponnya!" Wanita itu bersuara dari dapur.

Arashi sendiri sedang berbaring di sofa sambil menonton tv, mengabaikan telepon yang berbunyi di sampingnya dari tadi.

Trululululu

Telepon itu sekali lagi berdering.

"Arashi!"

"Baiklah, baiklah ..., Neko, jawab teleponnya!" perintah Arashi pada Neko yang kebetulan juga sedang nonton bersama Arashi.

"Nyanyanyaw," ucap Neko meragukan perintah tuannya itu.

"Tak apa, palingan juga telepon tidak penting," jawab Arashi ogah-ogahan.

"Nya nyanya." Neko pun bangkit dari sofa dan melompat ke meja telepon. Digulingkannya gagang telepon agar terangkat kemudian mulai berbicara, "Nyanyaw."

[Eh, kenapa ada suara kucing, apa salah nomor yah?]

"Nyaw nyanyaw nyanyanyanya," jawab Neko menjelaskan keadaan.

[Oh begitu rupanya, kau kucing yang baru dipelihara rupanya. Aku jarang pulang jadi kurang tau. Perkenalkan, aku Kagetora Kaji, kepala keluarga di rumah itu.]

"Nyaaw nyanyanyanyaw, nyanya nyaw nyaw nyaw," jawab Neko memperkenalkan diri balik.

[Hoo, nama yang mudah diingat yah. Ah, ngomong-ngomong bisa kau sampaikan pesanku?]

"Nyaw, nyaw, nyanyaw, nyanyanyaw." Neko pun menutup telepon setelah mendengarkan pesan dari kepala keluarga Kagetora.

"Siapa yang menelpon?" tanya Arashi penasaran lantaran Neko berbicara cukup lama.

"Nyanya nyaw," jawab Neko singkat.

"Oooh, Bu, tadi Ayah menelpon." Arashi bersuara agak keras supaya ibunya yang ada di dapur mendengar.

Apa cuman aku yang tidak paham kucing itu?

Ibu Arashi hanya bisa terdiam menyaksikan percakapan aneh antara anak dan peliharaannya.

NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now