124. Childhood [3]

638 110 19
                                    

"Nee nee, ayo main!" Anak yang tiba-tiba datang entah darimana itu masih saja menusuk-nusuk Arashi dengan telunjuknya. Meskipun Arashi sudah menggulung diri dan hanya menampakkan punggung yang dingin pada anak itu, tetap saja dia masih diganggu.

"Aaah! Berisik, kalau mau bermain, main saja sendiri!" Arashi sudah naik pitam sampai meneriaki anak itu sangat kencang.

"Main berdua lebih asyik," jawab anak itu.

"Aku tidak mau bermain denganmu," balas Arashi dengan dinginnya.

"A-kun, siapa anak ini?" tanya Kozui yang tiba-tiba menarik lengan kanan Arashi.

Anak yang dimaksud pun menoleh ke arah Kozui.

"Hey A-kun, siapa gadis yang kelewat cantik ini?" tanya anak itu ikut-ikutan memanggil Arashi dengan panggilan A-kun.

"A-kun."

"A-kun."

Bergantian Kozui dan anak itu menarik-narik lengan Arashi sambil melontarkan pertanyaan yang sama. Urat-urat di dahi Arashi pun mulai menampakkan dirinya.

"Kalian berdua berisik!!!" Arashi pun mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi untuk melepaskan diri. "Biar kuperkenalkan, gadis yang kelewat cantik ini adalah kakakku, Kozui." Arashi menunjuk kakaknya sambil menatap ke anak kecil itu. "Lalu anak ini adalah ..., adalah ...." Arashi kebingungan ingin mengenalkan anak kecil itu pada kakaknya. "Siapa namamu?" tanya Arashi setelah berbalik menghadap anak itu.

"Maki," jawab anak itu singkat.

"Nah, namanya adalah Maki! Sekarang kalian berdua sudah puas kan?!" tanya Arashi dengan tatapan kesal.

"Kalau A-kun main denganku, baru aku puas," jawab Kozui kembali menarik lengan Arashi.

"A-kun, ayo main!" Maki pun ikut mengajak dengan memegang lengan Arashi.

"A-kun."

"A-kun."

Lagi-lagi keduanya bergantian memanggil Arashi dan mengajaknya untuk bermain. Urat di dahi Arashi pun semakin banyak.

"Aaargh!! Baiklah aku akan main dengan kalian! Tapi kalian jangan menyesal sudah mengajakkku bermain." Arashi menunjukkan cengiran lebar yang tidak enak dipandang. "Karena definisi bermain untukku adalah saat aku bisa--"

"Sudah cukup ngobrolnya, ayo main!" Kozui menarik tangan Arashi dengan tidak sabar.

"Tu-tunggu dulu! Biarkan aku menyelesaikan kalimat kerenku tadi." Tidak mendengarkan Arashi, keduanya langsung menarik Arashi.

Dan begitulah ketiga bocah polos itu bermain dengan riangnya di taman. Rasa capek dan panas sudah tidak lagi mereka hiraukan. Ketiganya terus bermain dan bermain. Ketika langit berubah warna menjadi jingga, dan Maki dijemput keluarganya, waktu bermain pun berakhir.

Esok harinya kembali Kozui menyeret Arashi untuk bermain di taman. Seperti hari sebelumnya, mereka bertemu lagi dengan Maki dan bermain bertiga lagi. Esoknya lagi, esoknya lagi, esoknya lagi, sampai-sampai Arashi tanpa perlu diseret pun dengan sukarela dia bermain di taman.

Kegiatan penuh kebahagiaan ini terus berulang sampai dengan hari itu.


NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now