163. Storm [2]

516 99 9
                                    

Setelah mengantar pulang tuannya ke rumah, Neko pun bergegas menuju sekolah karena mata pelajaran pertama hari ini adalah mata pelajaran kesukaannya, sejarah. Namun, di tengah jalan hidungnya berkedut. Dia menatap ke atas dan diciumnya aroma langit.

"Nya!"

Secepat kilat dia berlari mencari tempat bernaung. Beruntung, tidak jauh dari tempatnya terdapat sebuah kuil kecil. Langsung saja dia tancap gas ke kuil itu. Kemudian,

Zraaasshhh

Air bah berjatuhan dari langit beserta angin ribut. Neko menghela napas lega karena berhasil selamat. Perlu beberapa detik sampai mata Neko dapat menyesuaikan dengan keadaan remang di bawah kuil.

Saat itulah matanya menangkap siluet paling disukanya. Sebuah kotak kardus. Buntutnya langsung berdiri tegak. Dengan agak berlenggang, Neko pun berjalan mendekati kotak, sampai dia menyadari sebuah bau tidak biasa dari kotak itu.

"Nyaaw."

"Nyiuu nyiuu nyiuu."

Keempat kucing kecil itu bersahutan menjawab panggilan Neko.

"Nyanyanya." Neko mencoba bertanya tentang induk mereka.

"Nyuu nyiuu nyiuu nyiuu."

Neko mengangguk paham dengan kondisi mereka. Untungnya para anak kucing ini sudah bisa dia ajak bicara.

Neko pun melompat masuk ke dalam kotak, kemudian tidur melingkari keempat kucing kecil itu.

"Nyawnyaaw." Neko menjilati para kucing kecil seperti adiknya sendiri.

Entah bagaimana caranya. Dua hari itu, mereka berlima tertidur nyenyak bagaikan sedang berhibernasi di tengah gemuruhnya badai. Setelah bangun, langit sudah cerah saja.

Meskipun begitu, induk keempat anak kucing itu tidak kunjung pulang juga. Saat itulah Neko memikirkan sebuah ide bagus. Diajaknyalah keempat anak kucing itu untuk ikut dengannya.

"Nyanyaw nyaw nyanyanya." Neko mengajarkan sebuah trik pada keempat anak kucing itu dan diangguki mereka.

Begitulah akhirnya Neko berhasil menculik keempat anak-anak kucing yang mungil

NEXT>>>

Bad Boy and His CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang