176. Evidence

395 84 11
                                    

"Kalau kau mau bukti, aku punya kok. Rika!" Ray menadahkan tangannya ke belakang, meminta bukti-bukti yang dia dapatkan dari sekertarisnya Rika.

"Ini Ketua." Rika pun menyerahkan sebuah papan ujian dengan kertas-kertas bukti.

"Pertama-tama, kami melakukan uji forensik di tempat kejadian. Tentunya dengan bantuan tim forensik profesional. Dari penelitian itu, kami menemukan beberapa sidik jari." Ray menjeda kalimatnya dan tersenyum kemenangan. Arashi di lain sisi, masih berwajah tenang.

"Dan dari sidik-sidik jari tersebut, kami ...." Ray terhenti sejenak untuk membaca laporannya. "..., tidak menemukan sidik jari Kagetora Arashi di mana pun." Raut wajah Ray berubah kecewa. Arashi memang tidak menampakkannya di permukaan, tapi dia tertawa kencang dalam hatinya saat ini.

Tentu saja tidak ada satupun sidik jari Arashi di sana. Karena selama ini Arashi mengenakan sarung tangan super tipis yang bermotif seperti kulitnya. Dengan begitu, sidik jarinya tidak akan menempel di mana pun yang dia sentuh.

"Itu baru bukti pertama Kagetora Arashi, kau jangan senang dulu!"

"Hmm, lalu apa lagi?" tanya Arashi setengah tidak peduli.

"Kami juga mengumpulkan bukti berupa rambut dan bulu yang terjatuh di ruangan itu. Berdasarkan penilitian, tidak ditemukan milik Kagetora Arashi juga?! Apa-apaan ini? Tim forensik macam apa yang kita mintai bantuan?!" Ray seketika naik pitam karena kertas tebal di laporan itu kemungkinan besar hanya menyatakan ketidaktemuan barang bukti yang mengarah pada Arashi.

Arashi sekali lagi tertawa dalam hatinya. Tentu saja tidak akan ada rambut atau bulu yang terjatuh dari tubuh Arashi. Percuma dia perawatan untuk memperkuat akar rambut dan bulu jika di tempat itu ditemukan rambutnya.

"Kau jangan senang dulu Kagetora Arashi, masih ada bukti lain! Rika!" Ray tampak tidak santai meminta Rika untuk memutar balik video rekaman CCTV.

CCTV itu menangkap gambar di luar gedung olahraga, halaman, lorong, dan area di sekitar kolam renang. Mereka melihat rekam ulang itu dengan seksama. Namun, sosok yang terlihat di sana hanyalah Sudo yang berjalan sendiri.

"Sekarang kau percaya kan kalau aku di lapangan basket saja?" tanya Arashi. Tentunya itu hanya gertakan. Kenyataannya sangat mudah bagi Arashi untuk mensabotase rekaman CCTV di sekolah ini. Namun,

"Hmmp, rekaman seperti ini saja pasti sangat mudah untuk kau manipulasi kan? Tapi, aku punya rekaman lain di sini."


NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now