63. Go Home [2]

1.1K 184 59
                                    

Sudah tiga hari sejak keluarga Kagetora minus Arashi berada di pulau pribadi itu. Pasir yang semula putih dan mulus sudah mencoklat dan tidak karuan bentuknya. Pohon yang tertanam rapi di pinggir pantai, kini sudah hilang satu untuk menghajar Arashi. Perabotan di vila pun sudah berantakan ke mana-mana. Saatnya untuk mengucap selamat tinggal pada pulau tersebut.

"Tuan Besar! OOOI!"

Dari kejauhan suara samar-samar yang familiar itu mengindera di telinga Arashi. Secepat kilat dia mengangkat wajahnya dan menatap asal suara tersebut.

"Ka-Kawasaki, kau masih hidup?" Arashi tidak percaya pada apa yang dia lihat. Kawasaki datang lengkap dengan perahu pesiar untuk mengangkut mereka semua pulang.

Semua pasang mata nampak ceria melihat kedatangan Kawasaki, bahkan Arashi pun berlari untuk menghampirinya. Setelah Kawasaki turun di dermaga, dia pun menyambut Arashi dengan tangan terbuka.

Sesuatu yang dia tidak duga adalah, bukan pelukan hangat yang diberikan oleh Arashi. Melainkan serangan fatal di ulu hati.

"UUEEEGHHH!"

"Kurang ajar, jadi kau berpura-pura membakar kapal dan membuat kami terombang-ambing di lautan bahkan sampai terbawa badai."

"Ah, tapi Kagetora-sama, yang membuat kita terbawa badai itu, Anda," komentar cepat Sudo.

"Berisik kau Jerry, diam dan makan saja kejumu." Arashi memberinya tatapan tajam yang mematikan. Aura gelap memancar di sekujur tubuhnya, membuat Sudo terpaku dan membisu.

"Ma-maafkan saya Tuan Muda, saya hanya menuruti perintah Tuan Besar untuk menurunkan Tuan Muda di tengah jalan." Mendengar alasan itu, Arashi berhenti menendangi pria paruh baya yang tersungkur itu dan berbalik menatap ke arah Kaji dengan tatapan yang jauh lebih seram dari yang dia layangkan pada Sudo.

"Ah, tunggu dulu, Arashi, bisa kujelaskan. Sungguh, ini ada alasannya." Kaji nampak panik dan berusah menjaga jarak dengan Arashi. "Alasan kenapa kalian diturunkan di tengah jalan, sebenarnya adalah karena ...." Kaji menjeda sebentar.

"Karena sepertinya menarik," ucap Kaji dengan wajah senyum berbinar-binar seperti tidak ada rasa bersalah.

Hari itu, mereka akhirnya lega dapat pulang naik pesiar. Sebagai hukuman memberi perintah aneh itu, Arashi mengikat Kaji di buritan kapal sebagai umpan untuk memancing ikan hiu. Sambil kapal terus pergi menjauh, pemandangan yang dilihat Kaji dari kejauhan adalah pulaunya diledakkan habis-habisan dan perlahan tenggelam ke dasar lautan. Semua, dilakukan oleh Arashi tanpa ada seorang pun yang protes dengan tindakannya.

"Setiba kita pulang, kapal ini akan kuledakkan juga, beserta dengan ayah dan kau Kawasaki," ucap Arashi sambil memainkan detonator bom di tangannya.

"Tu-Tuan Muda, saya mohon, tolong ampuni saya, jangan ledakkan kami dengan kapal ini!" pinta Kawasaki memelas.

"Aku tidak ingin mengingat liburan ini lagi, jadi aku akan menghilangkan semua hal yang berkaitan dengannya, termasuk kau." Mata Arashi hanya menunjukkan kegelapan. Tidak ada keraguan sedikit pun dari ancaman yang barusan dia katakan.

"TIIIIDAAAAAAAK!!!"

Pada akhirnya, hanya kapal pesiar itu yang diledakkan. Kawasaki mendapatkan simpati dan rasa ampun dari tiga korbannya yang lain, meski Arashi terus saja menolak untuk memaafkannya. Dari kejauhan mereka melihat siluet kapal pesiar itu terbakar sedikit demi sedikit dan berguguran ke dalam air. Dengan Kaji masih terikat di buritan kapalnya.


NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now