177. Decision

410 81 23
                                    

"Hmmp, rekaman seperti ini saja pasti sangat mudah untuk kau manipulasi kan? Tapi, aku punya rekaman lain di sini." Ray menunjukkan sebuah camcorder di tangannya.

"Aku sudah berjaga-jaga memasang beberapa kamera tersembunyi lain selain yang dimiliki sekolah. Tujuannya adalah untuk kasus-kasus seperti ini, kali ini pasti gambarmu akan terekam dan kami akan memiliki bukti konkrit! Rika!" Ray meminta sekretarisnya itu untuk memutar rekaman dari camcorder milik Ray.

Kali ini meskipun wajah Arashi tampak tenang, tapi dalam hatinya dia berteriak kencang. Rasa gugup menelan kewarasannya. Dia tidak menyangka kalau ada rekaman lain selain yang dimiliki sekolah. Dan rekaman itu milik ketua OSIS ini. Arashi kehabisan akal bagaimana cara dia harus melawan bukti ini.

Rekaman pun diputar di layar proyeksi. Arashi sudah mulai berkomat-kamit dalam hatinya. Rekaman itu menunjukkan sebuah ruangan dengan banyak loker. Selain itu angle rekaman itu diambil dari tempat yang cukup tinggi sehingga satu ruangan itu terlihat jelas.

Arashi merasa ada yang janggal.

"Tunggu dulu, bukannya itu ruang ganti?!" teriak Arashi memecahkan kehikmatan para penonton. Berkat teriakan Arashi itu, mereka pun tersadar, kalau itu adalah ruang ganti yang dipermasalahkan.

"Kau benar Kagetora Arashi, camcorder ini kuletakkan di ruang ganti perempuan, kau pasti tidak sadar kan, sekarang mari kita lihat bagaimana kau masuk ke dalam--"

Brak

"AAAAAA, apa yang kau lakukan Rika?!" Ray berteriak histeris ketika sekretarisnya itu menghantam camcorder dengan tangannya dan membuatnya terbelah jadi dua.

"Anda sendiri apa yang Anda lakukan, Ketua?" Rika menatap Ray dengan tatapan dingin dan menyeramkan.

"Hah? Apa maksudmu?" Ray benar-benar tidak mengerti maksud pertanyaan Rika.

"Oi Ketua OSIS, camcorder itu apa kau sendiri yang meletakkannya di tempat itu?" tanya Arashi.

"Ya, memangnya kenapa?" tanya Ray balik.

"Aku hanya kagum kau bisa meletakkan camcorder itu secara diam-diam, tanpa diketahui, terlebih di ruang ganti perempuan dengan angle yang begitu pas. Sangat cocok untuk dipakai  mengintip yah."

Semula Ray tidak paham apa yang dimaksud oleh Arashi. Namun, akhirnya dia mengerti.

"Ah, tidak! Kalian salah paham, aku menaruhnya untuk tujuan keamanan, bukan untuk tujuan mesum seperti yang kalian bayangkan!" Ray mengelak dengan panik.

"Heee, camcorder dengan resolusi 4K itu hanya untuk keamanan? Hebat sekali," pancing Arashi.

"Itu benar! Aku tidak ada niat menggunakannya untuk mengintip!"

"Meskipun kau bilang begitu, tetap saja kau berhasil mengambil rekaman yang tidak bisa kuambil," ucap Arashi.

"Ah! Apa kalian dengar itu?! Dia mengakui kalau ingin mengambil rekaman di ruang ganti perempuan itu, berarti benar kan dia terbukti menyusup ke ruang ganti perempuan!"

"Sekarang bukan itu lagi masalahnya, tapi yang jadi masalah adalah kau yang berhasil menyusup dan berhasil mengambil rekaman di ruangan itu!"

"Dia mengalihkan isu, para juri juga pasti mendengar sendiri pengakuannya. Cepat beri hukuman padanya!"

"Tidak! Daripada menghukumku lebih baik menghukummu yang jelas-jelas melakukan tindak kejahatan!"

"Jadi, dewan juri, berikan keputusan kalian!" Baik Arashi maupun Ray mendesak keputusan para dewan juri.

Hasilnya.

Kagetora Arashi, karena melakukan upaya mengintip ruang ganti perempuan, mendapat hukuman skorsing selama 1 minggu.

Ryuugami Ray, karena telah mengintip ruang ganti perempuan, mendapat hukuman skorsing selama 2 minggu.  

"Kenapa aku lebih lama?" Ray hanya bisa menangisi nasibnya.


NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now