140. Pregnant

706 117 59
                                    

"Arashi, ibu hamil."

Satu kalimat itu sukses membuat Arashi membeku di sofa. Matanya terbelalak beberapa saat tanpa berkedip, dagunya pun jatuh ke lantai saking terkejutnya. Perlu waktu beberapa menit hingga akhirnya Arashi mendapat kesadarannya kembali.

"Jangan bercanda, meskipun pagi tadi ibu muntah-muntah, tetap saja--"

Arashi kembali terdiam seribu bahasa saat Fubuki menunjukkan test pack bergaris dua yang artinya positif hamil. Dia pun meletakkan tangannya ke dahi, mengambil napas dalam dan mencoba berpikir sejernih mungkin.

"Anak siapa itu?" tanya Arashi dengan tatapan serius.

"Anak ayahmu lah! Siapa lagi?!"

"Oh, syukurlah."

Akhirnya Arashi bernapas lega. Arashi sempat terpikir kalau-kalau dia punya kepribadian ganda dan tanpa dia sadari menyerang ibunya sendiri. Namun, nampaknya hal itu tidak pernah terjadi.

"Eh, tunggu sebentar. Bukannya ayah sudah lama tidak pulang? Jangan-jangan ibu--"

Satu jitakan mendarat di kepala Arashi.

"Mana mungkinlah bego! Aku orangnya setia!" ungkap Fubuki yang kemudian menyadari perkataannya barusan cukup memalukan.

"Tapi kalian sudah lama tidak bertemu loh, bagaimana bisa?"

"Nyanyaw nyaw!" Neko pun membantu menjawab.

"HAAAH?!"Arashi kembali terbelalak mendengarkan jawaban Neko. Tentu saja Fubuki tidak mengerti apa yang dia katakan, sehingga Fubuki hanya menunggu penjelasan dari Arashi.

"Bu, apa benar kalian melakukannya di pulau pribadi waktu itu?" Arashi mengungkit kembali tragedi liburan ke pulau tempo lalu.

"Ah, benar juga! Malam itu kami melakukannya." Akhirnya Fubuki teringat dengan kejadian di malam itu.

"Serius?! Anakmu sedang tersesat di lautan dan terombang-ambing badai, kalian malah sibuk ena-ena?!" Omel Arashi.

"Tidak kok, waktu itu masih sebelum kau menelpon dan merengek ingin ikut," jawab Fubuki.

"Jangan beralasan! Lagipula itu kan sudah hampir 3 bulan lalu, sadarnya telat banget gak sih?!" Arashi tidak bisa menenangkan dirinya ketika mendengar akan memiliki seorang adik, terlebih lagi adik tersebut selisih umurnya dengan Arashi mencapai 15 tahun.

"Mau bagaimana lagi? Sudah jadi juga kok."

"Kalau begitu segera gugurkan." Arashi berucap dengan tatapan dinginnya dan berakhir dihadiahi gebukan maut dengan wajan penggorengan.


NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now