190. Continuing

399 94 33
                                    

Mendengar teriakan Emi, Maki yang sedang berduaan dengan Arashi pun akhirnya turun untuk mengecek kondisi kakaknya. Bukannya mendapat respon dari kakaknya, Maki justru ikut berteriak dan memaksa Arashi ikut memeriksanya. Setiba di bawah dia menemukan kedua gadis itu terbaring tak sadarkan di lantai. Saat itulah sosok misterius muncul di hadapan Arashi, dan sosok itu adalah.

"Nyaaa."

"Sedang apa kau di sini?" tanya Arasi pada Neko.

"Nyanya."

"Myuuu."

Kuro, Shiro, Kiiro, dan Hairo muncul di balik tubuh Neko saat dipanggil.

"Jadi karena itu kau tidak ada di rumah?" Kini Arashi tau apa isi tulisan Neko.

"Nyanyanya."

"Gak bisa dibaca ooi, kau yakin itu tulisan?" tanya Arashi sambil mengunyel-unyel pipi Neko.

"Nyuanyunyaa."

"Yang lebih penting, kau apakan mereka berdua?" Arashi menunjuk pada dua gadis yang terbaring.

"Nyanya nyaa nyanyanya, nyanya nyaaa." Neko menjawabnya dengan santai.

"Begitu rupanya, apa phobia kucing menurun di keluarga mereka yah." Arashi mendesah.

"Sebenarnya bukan begitu senpai."

"Maki, kau sadar?" Arashi pun membantu Maki untuk bangun.

"Kalau kakak pingsan mungkin memang karena takut dengan kucing, tapi kalau aku pingsan karena alasan yang berbeda."

"Alasan berbeda?"

"Aku pingsan karena terlalu senang melihat kucing yang lucu ini, bukan hanya satu, tapi ada lima, kyaaaa." Maki pun memeluk Neko dengan erat dan menggosok-gosokkan pipinya. Neko hanya menangis bahagia, karena beberapa bulan ini dia sudah tidak pernah menerima perlakuan seperti ini.

"Ermmh."

"Ah, kakak sudah sadar?" tanya Maki yang menyadari pergerakan kecil dari tubuh Emi.

"Ngh, apa yang terjaaa--AAAAAAA!!! Jauhkan! Jauhkan dia!!!!" Emi langsung mengesot mundur menjauh dari Maki yang memeluk Neko.

"Baiklah, baiklah, berhenti berteriak seperti itu. Aku yakin kucing ini baik kok, kan?"

"Nyaaa." Neko menjawab sambil mengusap wajahnya pada Maki.

"Kalau kalian baik-baik saja, baguslah," ucap Arashi lega.

"Ah senpai, yang kubilang di kamar tadi, mau dilanjutkan?" tanya Maki.

"Yang di kamar tadi?" Arashi mencoba mengingatnya. Kemudian dia berubah panik setelah ingat apa yang mereka mau lakukan.

"Kakak juga ikut yuk, pasti menyenangkan," tawar Maki.

"Threesome?!" Arashi menanggapi dengan suara panik.

"Neko juga akan ikut kan?"

"Nyaaaa."

"Beastiality?!!" Arashi makin mengencangkan suaranya.

"Dari tadi senpai ngomong apa sih?" Maki menautkan alisnya tanda tidak mengerti.

"Ha-habisnya kau bilang melanjutkan yang tadi, tadi itu kan berarti ...."

"Umh, kita main game."

"Oh ..., oke." Arashi kehabisan kata-kata dan hanya bisa memasang wajah datar.


NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now