133. Strange [2]

661 127 22
                                    

"Yang bisa menjawab pertanyaan ini, maju ke depan!" Pak Onou menawarkan sebuah soal matematika pada kelas.

Karena tidak ada yang mau maju, Arashi pun berdiri dari kursinya. Melihat Arashi berdiri Pak Onou bergidik ngeri. Dia masih trauma karena pernah diancam satu kali oleh Arashi pada awal tahun ajaran baru.

Namun, kali ini Arashi tidak mengeluarkan aura gelapnya yang biasa. Dia berdiri di papan tulis, mengambil sebuah kapur dan mencorat-coret soal yang diberikan.

"Apakah benar, Pa?" tanya Arashi setelah menyelesaikan satu hitungan.

"A-ah, be-benar," jawab Pak Onou masih sedikit gugup.

Ketika Arashi berbalik dan berjalan menuju kursinya, Pak Onou menatap satu kelas dengan heran. Tatapan itu memberikan pertanyaan yang sama dengan yang mereka semua tanyakan. Karena itulah mereka serentak menggelengkan kepala karena tidak tau juga ada kerusakan otak apa Arashi hari ini.

Keanehan Arashi masih berlanjut sampai siang. Sehabis makan, dia mengosok-gosok kepala Neko, hingga Neko mendengkur keenakan. Dengkuran Neko itu sukses menarik perhatian seluruh siswa di kantin.

"Urrhhh, urrfh." Neko tidak bisa menahan sensasinya. Tubuhnya bergerak sendiri untuk menggeliat-geliat meminta elusan yang lebih dari Arashi. Arashi pun nampak senang hati saja mengelus Neko.

"Kagetora Arashi, kegaduhan apa lagi yang kau buat kali ini?" Yumiko sang komite kedisiplinan pun berdiri di depan Arashi.

"Ah, Yumiko, ada apa?" jawab Arashi masih dengan wajah ramahnya.

Pertama kalinya melihat senyuman Arashi yang tidak menyebalkan, Yumiko terhenti bernapas sesaat. Wajahnya memerah karena berpikir Arashi yang seperti ini sungguh menawan. Namun, dia pun menggeleng cepat, menyadarkan dirinya agar tidak terlena.

"Kau tidak bisa mengelabuiku dengan senyum indah itu, apa yang kau rencanakan?" tanya Yumiko setelah kembali menjadi dirinya yang semula.

"Tidak ada kok. Ngomong-ngomong tadi kau bilang senyumku indah kan? Terima kasih, kalau kau bilang seperti itu sepertinya aku lebih baik sering-sering tersenyum seperti ini yah." Arashi tidak henti-hentinya menunjukkan senyum satu juta watt-nya.

Wajah Yumiko seketika memerah. Uap tipis mengepul dari ubun-ubun kepalanya. Mulutnya terbuka tutup dengan cepat berusaha memilih kata-kata untuk diutarakan pada Arashi.

"Hmm?" Arashi memiringkan kepalanya.

"AYANO!!!" Yumiko berlari dengan kencang menuju temannya yang entah di mana.


NEXT>>>

Bad Boy and His Catजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें