28. Kagetora's Family [5]

1.5K 289 111
                                    

Malam berlalu terlalu cepat. Waktu kunjungan Kaji ke rumahnya kini telah habis. Sudah saatnya dia kembali ke pekerjaan di mana banyak orang yang membutuhkannya. Namun, rasa enggan untuk meninggalkan rumah ini terbesit dalam hatinya. Sebab, sejak tadi dia belum juga bertemu istri tercintanya.

Kalau terus begini bisa-bisa kami tidak akan pernah berbaikan.

"Arashi, bisakah kau membantu untuk menjelaskan kesalahpahaman ini ke ibumu?"

"Nggak." Arashi menjawab dengan cepat tanpa jeda.

"Sepertinya kau benar-benar sudah berkembang pesat, baiklah! Aku akan membuat penawaran. Kau bantu aku, semua uang di dompetku jadi milikmu." Untuk tambah meyakinkan, Kaji membuka dompetnya yang penuh dengan lembaran-lembaran uang.

"Hmm, penawaran yang menarik. Baiklah, tunggu di sini!"

Tak memakan waktu lama, sekitar lima menit kemudia Arashi keluar dengan Ibunya. Fubuki menundukkan kepala dengan mata yang masih agak membengkak. Sepertinya sehabis menangis semalaman.

"Jadi, Arashi sudah menjelaskannya?" tanya Kaji untuk memastikan.

Fubuki mengangguk pelan. "Kenapa nada dering telponmu seperti itu? Malu-maluin tau!" sungutnya.

"Soalnya, aku ingin mendengar suaramu setiap ada telpon yang masuk."

Fubuki sukses tersipu malu. "Dasar gombal! Padahal tinggal telpon aja kan."

"Kau tau sendiri kan kalau itu tidak mungkin selama aku bekerja?"

"Alasannya kerja, tapi sebenarnya main di belakang?" terka Fubuki dengan tuduhan palsu.

"Tentu saja tidak, untuk apa aku main di belakang. Kalau kau tidak percaya, uang, kartu kredit, dan buku tabungan kutitipkan padamu semua. Dengan begini aku tidak akan bisa main belakang kan?" Kaji menitipkan dompetnya pada Fubuki.

"Hmm, iya, iya, aku percaya."

"Tu-tunggu dulu! Bagianku yang sudah dijanjikan bagaimana?" teriak Arashi saat menyadari kepemilikan dompet telah berpindah ke ibunya.

"Minta dengan Ibumu yah, itupun kalau diberi." Kaji tersenyum puas.

"Licik!" Arashi menggerutu kesal.

"Haha, sepertinya kau masih harus banyak belajar lagi." 

"Jadi, kapan jemputanmu tiba?" Fubuki menyela di antara perseteruan ayah anak tersebut.

"Katanya sih akan dijemput dengan mobil lima belas menit lagi," jawab Kaji sambil memperhatikan jam tangannya.

Tak lama setelah Kaji berucap, bunyi gemuruh kencang terdengar di langit. 

"TUUUAAAN KAAAGEEETORAAAAA!!!"

Sebuah helikopter menurunkan seorang pria bersetelan rapi dan mendarat tepat di hadapan Kaji.

"Saya datang untuk segera menjemput Anda ke lokasi rapat. Jadwal pertemuan dengan perusahaan Enigma di Washington dimajukan setengah jam lebih cepat. Karena itu kita akan bergegas ke bandara dan berangkat dengan jet pribadi."

"Eh? Kenapa tiba-tiba mendesak begini?" Kaji terkejut.

"Sebenarnya kemarin malam saya mencoba menghubungi Anda, tapi segera ditutup. Kalau begitu, Nyonya Kagetora dan anaknya, saya pinjam dulu Tuan Kagetora." Sekretaris itu segera membopong tubuh Kaji di pundaknya.

"Tu-tunggu dulu, aku belum berpamitan dengan mereka!" rengek Kaji.

"Maaf sekali Tuan Kagetora, Anda harus menyimpan adegan cium-ciuman itu di pertemuan berikutnya. Kita harus segera berangkat!" Helikopter pun terbang meninggi, setelah sekretaris berpijak di tangga yang terulur.

"TIDAAAAK!"

Kagetora Kaji, walau terlihat seperti orang sarap yang biasa, sebenarnya dia orang yang sangat penting dan diperlukan di berbagai negara. Bekerja sebagai Financial Advisor, kehebatannya telah menolong berbagai perusahaan besar di seluruh dunia, bahkan mampu membuat perusahaan saingan klien-nya gulung tikar. Karena itulah nyawanya sering diincar orang jahat. Dan di balik pribadinya yang ramah, sebenarnya Kaji adalah manusia super sadis yang mampu menyiksa orang lain sambil tersenyum dengan hangat.

"Hmm, karena dia mengganggu quality time bersama keluargaku, sepertinya aku akan memeras perusahaannya lebih banyak lagi." Tentu saja Kaji bergumam dengan senyum lebarnya.

Sebenarnya keluarga Kagetora masih memiliki satu anggota lagi, tapi dia akan diceritakan di lain waktu.

NEXT>>>

Bad Boy and His CatWhere stories live. Discover now